Direktur Utama SMF Ananta Wiyogoecara mengatakan, kenaikan laba tersebut didorong kenaikan pendapatan 7,22 persen menjadi Rp1,20 triliun dibanding Juni 2020 yang tercatat Rp1,12 triliun.
"Sementara itu beban, pajak, dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) tercatat sebesar Rp893 miliar atau tumbuh 1,48 persen dibandingkan Juni 2020 yang tercatat Rp880 miliar," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Kamis, 5 Agustus 2021.
Adapun total aset Perseroan sampai dengan semester I-2021 ini tercatat sebesar Rp31,95 triliun, atau naik 8,97 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp29,32 triliun.
Terkait rencana kerja hingga akhir tahun, Ananta mengungkapkan bahwa Perseroan akan fokus dalam memaksimalkan perannya dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui penguatan di ekosistem industri perumahan yang tengah terdampak pandemi saat ini melalui beberapa starategi.
"Strategi tersebut di antaranya menjalin sinergi dengan dengan Kementerian/Lembaga untuk mendukung program pemerintah di bidang perumahan," jelasnya.
Program perumahan dia ntaranya melalui Perluasan Penyaluran Subsidi Perumahan atau KPR FLPP, melakukan kerjasama pembiayaan perumahan khususnya untuk pekerja di sektor informal (Kredit Mikro) serta menginisiasi program baru untuk mendukung keterjangkauan pemilikan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Selanjutnya pelaksanaan program kredit konstruksi dengan para pemangku kepentingan, aktif melakukan pembiayaan jangka panjang kepada lembaga penyalur baik konvensional maupun syariah, serta memaksimalkan peran Perseroan sebagai agen PEN," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News