Tingkat penambahan hotel di Jakarta meningkat secara variatif, mulai dari hotel bintang tiga hingga empat. Kegiatan Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) disebut menjadi faktor penting dalam menggerakkan tingkat hunian hotel secara bulanan.
“Kalau kita lihat dari segi performance atau kinerjanya di Q4, kegiatan MICE ini cukup bisa menggerakkan tingkat keterisian bulanan,” ujar Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto.
Namun, ada tantangan juga yang perlu diperhatikan, yakni aturan pengetahuan anggaran bagi aparatur sipil negara (ASN). Colliers mengatakan hal tersebut harus diantisipasi oleh hotelier karena berpengaruh pada kinerja performa hotel tersebut.
Baca juga: Akuisisi MG Group, Creador Perluas Bisnis Hotel di Asia Tenggara |
Tingkat hunian hotel di Surabaya pun sama seperti Jakarta. Namun, tren musiman menjadi faktor signifikan terhadap perkembangan tingkat hunian.
Walaupun hotel di Bali sebagai hotel leisure, kinerja dari sisi tingkat keterisian hunian sangat dipengaruhi oleh tren musiman.
“Nanti lebaran yang di mana kalau di hotel bisnis cenderungannya memang dia akan menurun gitu ya. Kemudian nanti libur tengah tahun, dia akan bergerak lagi,” jelas Ferry.
Hunian hotel di Bali
Tren tingkat hunian hotel di Bali selalu meningkat di bulan Desember. Menurutnya bila dibandingkan data 2014-2015 dengan 2024, polanya akan tetap sama naik di Desember.“Di Bali itu trennya memang di akhir tahun setiap Desember itu selalu dia akan naik,” tutur Ferry.
Bila dibandingkan dengan hotel bisnis di Jakarta atau Surabaya, kinerja sama-sama akan turun di bulan Desember.
Meningkatnya tingkat hunian hotel di Bali didukung dengan kegiatan MICE. Pengembangan MICE yang bersifat independen dan fasilitas pariwisata beach club.
Selain itu, ada vila yang mendukung meningkatnya tingkat hunian. Tak hanya fokus pada perhotelan, ada juga stok vila ataupun apartemen yang dioperasikan menjadi alternatif bagi turis yang ingin menginap.
“Stok vila ataupun apartemen yang dioperasikan sebagai service apartmen yang juga akan bisa menjadi alternatif bagi turis yang akan menginap di Bali,” jelas dia.
Namun, tantangan utamanya adalah pemotongan anggaran bujet bagi aparatur sipil negara (ASN) cenderung mempengaruhi tingkat hunian secara keseluruhan. Misalnya, kebanyakan hotel di Jakarta dan Surabaya atau hotel bisnis memiliki target pasar sangat tergantung kepada kegiatan pemerintahan.
“Hotelier harus antisipasi ini supaya tidak bisa mencari alternatif pendapatan ataupun bagaimana menstrategikan kondisi ini untuk bisa menjaga dua parameter kinerja hotel, yaitu tingkat hunian dan tarif sewa kamar,” ungkap dia. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News