Monsinyur Patrick Chauvet selaku pengelola katedral mengatakan restorasi kembali dikerjakan dan mengikuti aturan jarak sosial sehingga pekerjaan dapat dilanjutkan.
"Memang benar bahwa kami telah kehilangan satu setengah bulan. Tetapi proyek ini masih berada di lini waktu untuk memenuhi tenggat lima tahun yang ditetapkan," kata Chauvet, Rabu, 29 April 2020.
Chauvet mengatakan, selain mengikuti aturan phsycal distancing, pihaknya juga telah memodifikasi ruang bilas dan ruang ganti bagi para pekerja untuk mengurangi risiko infeksi.
Pada 15 April 2019, api melanda bangunan berusia 850 tahun yang berdiri di tepi Sungai Seine itu, hingga menghancurkan menara katedral serta atapnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk membangun kembali katedral itu dalam waktu lima tahun tetapi pekerjaan restorasi itu dinilai berjalan lambat.
Penundaan renovasi disebabkan oleh beberapa hal antara lain, timbal beracun yang yang disebabkan oleh api, badai musim dingin dan pandemi virus corona yang mengharuskan penutupan lokasi renovasi pada Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News