Wakil Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Ketut Rana Wiarcha menilai pembangunan perumahan rakyat sebagai program pemerintah tersebut tidak cukup baik dari segi arsitektur.
Dirinya menyoroti desain dan kualitas rumah yang dapat lebih baik dan bagus, serta bisa menyesuaikan dengan kondisi saat ini, sehingga bisa disebut rumah cegah penyebaran covid-19.
"Jadi yang dilihat dari rumah itu desain yang tepat sehingga bisa mencegah penyebaran virus covid. Dengan melalui rekayasa siklus udara yang kemudian dirancang sedemikian rupa," kata Ketut saar RDPU secara daring.
Sehingga, Ketut meminta kepada pemerintah untuk menggandeng arsitektur dalam pembangunan perumahan rakyat tersebut. Pihaknya medorong pemerintah untuk mengikutsertakan arsitektur lokal dalam mempersiapkan rancang perumahan rakyat.
Selain itu, dalam kesempatan RDPU yang dilakukan daring tersebut Ketut menyebutkan sulitnya mendapatkan klien di tengah pandemi, karena harus bertatap muka secara langsung.
"Jika setelah kesepakatan dengan klien didapat maka arsitektur bisa work from home, tapi sebelumnya harus ada kesepakatan dengan klien," jelasnya.
Ketut juga menyampaikan sulitnya pembelajaran arsitektur yang seharusnya sudah harus didukung oleh pemerintah karena program arsitektur, yaitu AutoCAD Architecture harganya sangat mahal. Sehingga para mahasiswa dan arsitektur lebih memilih bajakan dan membuat nilai pembelajaran tersebut tidak elok.
"Sinergitas membuat program untuk kolaborasi dunia aksitektur dan dunia komputer untuk membuatkan program aplikasi yang berhubungan dengan arsitektur, design interior, dan lainnya. Atau pemerintah dapat mengendalikan harga aplikasi ini. Sehingga memudahkan para pelajar yang belajar mengeai arsitektur dan semacamnya," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News