Setiap unit rumah di Sangkrah dibangun dengan desain yang efisien dan fungsional, menyesuaikan kondisi kawasan yang padat. Hunian tersebut dibuat dua lantai di atas lahan seluas 20 meter persegi, dengan total luas bangunan 40 meter persegi, dan dirancang agar memenuhi standar keamanan serta kesehatan bagi penghuninya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF, Bonai Subiakto, menjelaskan bahwa pembangunan ini menyasar kelompok masyarakat berpenghasilan sangat rendah yakni desil 2 ke bawah yang umumnya memiliki pendapatan tidak tetap.
“Kami berharap rumah yang lebih layak ini dapat menjadi awal bagi kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan. Tujuan kami adalah memastikan setiap warga bisa tinggal dengan lebih aman, sehat, dan bermartabat,” kata Bonai, Jumat, 14 November 2025.
Solo jadi percontohan penuntasan kawasan kumuh

SMF membangun 37 rumah layak huni di kawasan kumuh Sangkrah, Surakarta. Foto : Dok Humas Pemkot Surakarta
Surakarta menjadi salah satu wilayah yang sudah menerima manfaat sejak 2022. Ketika itu, SMF membangun 47 rumah layak huni di kawasan Mojo, Semanggi.
Data Susenas 2024 yang diolah SMF Research Institute mencatat bahwa 27 persen atau 1 dari 4 rumah tangga di Kota Surakarta masih tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Tahun ini, SMF kembali ke Sangkrah karena wilayah kumuh di kawasan tersebut sudah berada pada tahap akhir penuntasan.
"Sangkrah ini salah satu kawasan kumuh yang progresnya sangat signifikan. Solo menjadi contoh bagaimana kolaborasi pemerintah daerah dan sektor swasta dapat mempercepat penanganan kawasan kumuh," ujar Bonai Subiakto.
Untuk menuntaskan perbaikan, SMF turut menggandeng sejumlah Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu, seperti PT Sarana Multi Infrastruktur, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, PT Geo Dipa Energi, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), dan PT Karabha Digdaya.
Melalui Joint Program TJSL SMV, total bantuan Rp4,48 miliar dikucurkan untuk membangun 56 rumah layak huni bagi 56 keluarga di kawasan Semanggi, Losari Demangan, dan Sangkrah. Program ini menargetkan penuntasan kawasan kumuh terakhir di Kota Surakarta.Percepatan penanganan kawasan kumuh Sangkrah

SMF membangun 37 rumah layak huni di kawasan kumuh Sangkrah, Surakarta. Foto : Dok Humas Pemkot Surakarta
Dari total luas kawasan kumuh Sangkrah sebesar 2,1 hektare, sebanyak 1.120 meter persegi kini telah dibangun rumah layak huni. Sisanya, sekitar 2 hektare, akan diselesaikan melalui program skala kawasan pemerintah yang mencakup perbaikan jalan, sistem air minum, drainase, pengelolaan limbah dan sampah hingga proteksi kebakaran.
Wali Kota Surakarta, Resparti Ardi, menjelaskan bahwa penataan kawasan kumuh dilakukan menggunakan data spasial sehingga pemetaan permukiman padat dapat dilakukan secara presisi.
“Dari hasil pemetaan sosial dan spasial, 47 hektare dari total 63 hektare kawasan kumuh sudah kami tangani secara bertahap,” ujar dia.
Resparti menegaskan bahwa seluruh penerima manfaat akan menempati hunian dengan legalitas tanah yang terjamin.
“Untuk RTLH yang dibangun, warganya kami pastikan memegang sertifikat. Jika tanah berada di atas lahan negara atau sengketa, warga kami pindahkan ke lokasi yang legal dan aman,” jelas dia.
Resparti menyampaikan bahwa dukungan SMF dan SMV lainnya membuat program berjalan lebih sistematis dan berorientasi pada keberlanjutan, termasuk pendampingan sosial dan skema pembiayaan inklusif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id