Namun, tahun depan sektor properti bakal menghadapi sejumlah tantangan besar. Ancaman resesi, inflasi, dan kenaikan suku bunga global diperkirakan memengaruhi harga dan biaya pembelian properti tahun depan.
Sektor properti juga digadang menjadi salah satu sektor utama penggerak perekonomian Nasional, bahkan menjangkau 174 industri lainnya. Salah satu industri yang ditopang dari pertumbuhan properti adalah semen.
Lantas bagaimana industri semen menilai sejumlah tantangan yang dihadapi sektor properti tahun depan?
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia Tbk (SIG) Andriano Hosny Panangian mengatakan aktivitas perekonomian diperkirakan masih cukup baik tahun depan. Dirinya berekspektasi jika permintaan tetap meningkat.
"Sektor properti tahun ini meningkat cukup baik. Namun, banyak inventory properti saat ini yang sudah jadi atau setengah jadi karena saat pandemi penjualan stagnan sehingga kebutuhan semen tidak sebanyak saat awal membangun," katanya, Jumat, 16 Desember 2022.
Meski penyerapan di sektor properti tak maksimal akibat pandemi dan tantangan lainnya, tetapi SIG tetap mengoptimalkan utilisasi produksinya saat ini yang mencapai 75 persen. Fokus SIG saat ini tetap pasar domestik, tapi siap untuk melakukan ekspor.
"Kalau market domestik tidak sesuai dengan ekspektasi, kita akan melakukan ekspor ke market yang jadi destinasi atau captive market yang sudah kita lakukan. Yang terpenting kita tetap melakukan operational excellence," jelasnya.
Baca juga: Strategi Semen Indonesia Jaga Pangsa Pasar |
Langkah integrasi
Bergabungnya Semen Baturaja menjadi bagian dari SIG akan meningkatkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan semen dan memperkuat posisi BUMN Sub Klaster Semen dalam menghadapi kondisi pasar yang kompetitif.Integrasi Semen Baturaja ke dalam SIG dilakukan melalui mekanisme rights issue. Sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan sebesar 51,01 persen, Pemerintah Indonesia akan mengambil bagian dalam aksi korporasi ini melalui transaksi inbreng dengan mengalihkan sebanyak 7,5 miliar saham Seri B atau mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR.
Sementara untuk porsi publik akan disetorkan dalam bentuk tunai. Dengan begitu, transaksi inbreng tersebut akan membuat SIG menjadi pemegang saham mayoritas pada SMBR.
Adapun dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk program ESG (Environmental, Social, and Governance) guna mendukung kinerja Perusahaan, melalui inisiatif penambahan fasilitas untuk peningkatan pemanfaatan bahan bakar dan bahan baku alternatif, pembangunan fasilitas penyiapan untuk pemanfaatan limbah menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan, serta pengembangan bisnis.
"Integrasi antara SIG dan Semen Baturaja ini akan semakin memantapkan langkah SIG sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan di regional, seiring dengan meningkatnya pangsa pasar, bertambahnya portofolio produk, serta jaringan distribusi yang semakin luas," ungkapnya.
Andriano menambahkan, langkah integrasi ini diprediksi akan memberikan nilai tambah melalui efisiensi dan sinergi mencapai Rp1,65 triliun selama 2022 hingga 2026.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News