"Sebagai informasi, capaian kinerja subsidi perumahan (FLPP, SSB, dan BP2BT) selama enam tahun terakhir (2015-2020) mencapai rata-rata sebesar 202.666 unit per tahun, sedangkan capaian kinerja SBUM yang merupakan komplementer SSB dan FLPP rata-rata sebesar 139.579 unit per tahun," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dilansir dari Antara, Kamis, 1 Juli 2021.
Menurut Basuki, walaupun terjadi penurunan pada 2018-2020, tapi secara umum kinerja subsidi perumahan dapat dijaga secara konsisten, bahkan pada masa pandemi covid-19 sekalipun.
"Hal ini saya kira yang membantu rebound-nya perekonomian Indonesia pada tahun ini," katanya.
Adapun kinerja KPR Subsidi FLPP, SSB, SBUM dan BP2BT dari Bank Penyalur, yakni Bank BUMN, Bank Swasta Nasional dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) 2015-2020, tercatat paling tinggi adalah BTN dari bank BUMN sebanyak 745.014 unit.
Sedangkan dari Bank Swasta Nasional yakni Bank Artha Graha sebanyak 18.012 unit, kemudian untuk bank BPD adalah Bank BPD Papua sebanyak 8.705 unit.
Selain itu, kinerja KPR Subsidi Bank BUMN Syariah dan BPD Syariah 2015-2020, paling tinggi adalah BTN Syariah dari Bank BUMN Syariah sebanyak 111.332 unit dan BPD Sumut Syariah dari BPD Syariah sebanyak 5.350 unit.
Sebelumnya, Basuki Hadimuljono mengusulkan anggaran untuk Bantuan Pembiayaan Perumahan pada tahun depan sebesar Rp28,2 triliun. Adapun Bantuan Pembiayaan Perumahan untuk tahun depan tersebut terdiri dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp23 triliun untuk 200 ribu unit rumah dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebesar Rp1,6 miliar untuk 42 unit rumah.
Kemudian Subsidi Selisih Bunga (SSB) atau Subsidi Bunga Kredit untuk penerbitan tahun sebelumnya sebesar Rp4,39 triliun, serta Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) untuk penerbitan TA 2022 sebesar Rp812 miliar bagi 200 ribu unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News