Penjualan meningkat 200 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp159 miliar. Angka tersebut disokong kenaikan penjualan perkantoran Lippo Thamrin sebesar Rp94 miliar setelah konstruksi selesai.
"Akselerasi konstruksi proyek Meikarta juga membantu mengakselerasi pra-penjualan yang naik 122 persen secara year on year menjadi Rp156 miliar," tulis Citi Research dalam laporannya dikutip Senin, 20 April 2020.
Dalam laporan Properti Indonesia yang dikeluarkan oleh Citi Research pada 16 April 2020 tersebut, tercatat bahwa kenaikan juga didorong oleh penjualan proyek properti baru yang diluncurkan di Lippo Cikarang. Produk itu terjual habis dengan meraih pemasukan Rp267 miliar.
Sementara itu, penjualan Bumi Serpong Damai (BSDE) juga mengalami kenaikan didorong penjualan tanah untuk proyek jalan tol dan peluncuran proyek properti baru.
Adapun pengembang Ciputra (CTRA) secara year on year naik dua persen karena peluncuran cluster perumahan di Citra Sentul Raya. Pengembang Pakuwon (PWON) mencatat kenaikan dua persen year on disumbangkan oleh proyek properti baru di Bekasi.
Adapun pengembang Summarecon (SMRA) tercatat sebagai pengembang dengan kinerja negatif, minus 25 persen secara year on year. Penjualan lemah karena berbagai rencana peluncuran proyek tertunda salah satunya dikarenakan kebijakan pembatasan sosial akibat covid-19.
Namun di kuartal II-2020, akan menjadi tantangan pengembang properti karena wilayah Jabodetabek akan menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas yang lebih ketat, juga persiapan memasuki bulan Ramadan. Selain itu, pandemi covid-19 telah menyebabkan permintaan melambat dan menunda peluncuran produk baru.
Analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas mengatakan LPKR yang memiliki bisnis inti di sektor properti, juga kesehatan memiliki kinerja jangka panjang yang positif. Animo di kedua bisnis sektor itu memang masih cukup baik.
"Sektor kesehatan dianggap menarik karena merupakan segmen bisnis yang saat ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. Akan ada peluang kinerjanya bisa lebih baik," kata Sukarno.
Menurutnya, kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus korona.
"Asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif," jelasnya.
Data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70 persen dari pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income alias pendapatan berulang, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak.
"Dalam jangka panjang, kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen," ungkap Sukarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News