Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menambahkan, realisasi kredit tersebut sebanyak 3,5 juta unit di antaranya, merupakan KPR subsidi.
Dia menyebutkan, perseroan siap memenuhi kebutuhan permintaan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang diproyeksi melonjak, dengan kapasitas penyaluran KPR subsidi hingga 250 ribu per tahun.
Adapun, hingga kini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat kebutuhan rumah MBR dan pekerja informal masih mendominasi angkat backlog. PUPR mencatat dari 11,38 juta angka backlog, kebutuhan kepemilikan rumah MBR, masyarakat dengan penghasilan sedikit di atas MBR, dan pekerja informal mencapai 10,59 juta unit.
Menurut Haru, dengan keberhasilan pemerintah dalam penanganan covid-19, keberlanjutan kemudahan kepemilikan rumah, hingga kepastian kuota dan anggaran subsidi perumahan akan semakin mendorong permintaan rumah segmen MBR pada 2022.
"Kami siap mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut dengan membiayai hingga 250 ribu unit rumah bagi MBR per tahun," ujar Haru dalam Forum Group Discussion "Kelangsungan Hidup Rumah bagi MBR 2022, Kamis, 25 November 2021.
Dia menyebut, untuk mendorong pembiayaan rumah MBR pada 2022, perseroan menyiapkan hampir 4.000 jaringan kantor dan 11 ribu sumber daya manusia yang tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan juga memiliki ekosistem digital penyaluran KPR yang memangkas proses kredit menjadi hanya lima hari.
"BTN juga terus mendongkrak dana murah sehingga dapat memberikan bunga yang lebih terjangkau bagi masyarakat khususnya MBR. Kami juga terus bersinergi untuk mendukung terciptanya ekosistem perumahan di Indonesia yang dapat mengakselerasi pemenuhan kebutuhan hunian, terutama di masa pandemi ini," jelas Haru.
Sementara itu, hingga Oktober 2021, BTN telah menyerap 99 persen dari jatah kuota KPR subsidi baik berskema Subsidi Selisih Bunga (SSB) maupun Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dari kuota sebesar 120 ribu unit, serapan BTN mencapai 119 ribu unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News