Pengunjung menuliskan ucapan duka cita berpulangnya Ingvar Kamprad dalam buku di pintu masuk toko IKEA di Stockholm, Swedia. AFP Photo/TT News Agency/Anders Wiklund
Pengunjung menuliskan ucapan duka cita berpulangnya Ingvar Kamprad dalam buku di pintu masuk toko IKEA di Stockholm, Swedia. AFP Photo/TT News Agency/Anders Wiklund

Kisah IKEA, Sang Trend Setter

Rizkie Fauzian • 29 Januari 2018 22:58
Jakarta: Pendiri IKEA, Ingvar Kamprad, meninggal dunia pada usia 91 tahun. Semasa hidupnya, Kamprad dianggap sukses membuat furnitur dengan desain dan multifungsi serta terjangkau harganya.
 
Sejak memulai usahanya pada 1943, Kamprad mengubah cara pikir masyarakat tentang mendekorasi rumah dengan furniture merupakan hal menyenangkan. Sebelumnya berbelanja furniture membutuhkan banyak pertimbangan karena keputusan model yang dipilih akan berpengaruh hingga bertahun-tahun ke depan.
 
Ide jenius Kamprad adalah membuat desain yang sederhana sehingga modelnya tidak cepat lekang dimakan jaman. Bahkan mudah dipadupadankan. Ciri khas IKEA yang desainnya minimalis dan ringan, akhirnya dikenal dunia sebagai gaya Skandinavian.

"Di IKEA kita bisa membeli sesuatu yang bahkan bisa digunakan hingga anak dan cucu kita," kata Warren Shoulberg, analis industri perabot rumah tangga, yang dikutip dari Washington Post (28/1/2018).  
 
Penataan toko IKEA juga memudahkan dan membuat betah pengunjung. Bila toko lain mengelompokkan barang berdasar jenisnya, IKEA memajang barang berdasar ruangan sehingga pembeli lebih mudah membayangkan fungsi dan estetika furniture yang hendak dibeli.
 
"Mereka memberikan pengalaman, penataan dan ide dekorasi. Pembeli bahkan bisa datang berulang-ulang," papar Shoulberg.
 
Tapi di situ pula tidak jarang dijumpai perselisihan kecil antar anggota keluarga saat memutuskan furnitur mana yang hendak dibeli. "Toko itu secara harfiah bisa menjadi mimpi buruk bagi pasangan muda," ujar Ramani Durvasula, ahli klinis perilaku manusia.
 
Kisah IKEA, Sang Trend Setter
 
Di tokonya Kamprad memperkenalkan konsep mengikutsertakan pembeli. Mulai dari memilih dan mengambil barang sendiri, sehingga harganya bisa dipangkas. Desain knock down membuat furnitur IKEA mudah dikemas, mudah dibawa dan mudah pula dipasang sendiri oleh pembelinya.
 
Saat ini IKEA telah menjadi kerajaan furniture dengan 412 toko di lebih dari 40 negara. Di saat  sebagian besar pengusaha ritel terdampak belanja online yang memaksa mereka mengurangi toko offline, tidak demikian dengan IKEA. Layout toko, model furniture dan jalur produksinya diadopsi oleh banyak perusahaan serupa, baik badan usaha mandiri dan jaringan global.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan