Tidak terkecuali di Jakarta. Banyak bangunan tradisional di pecinan Glodok yang mulai sirna. Untungnya setidaknya ada 59 bangunan yang bertahan karena statusnya sebagai cagar budaya.
Beberapa di antaranya adalah:
Gedung SMUN 19 Jakarta BaratGedung sekolah tidak terlalu menonjolkan detail arsitektur khas Tiongkok. Tetapi punya nilai sejarah sebab di gedung inilah organisasi Tionghoa yang pertama di Nusantara didirikan. Nama organisasai itu adalah Tionghoa Hwee Kuan.
Gereja Santa Maria de Fatima
Dulunya gereja ini merupakan rumah dari Luitenant der Chinezen bermarga Tjioe yang difungsikan sebagai gereja. Walau gereja adalah rumah ibadah agama yang diperkenalkan para misionaris asal Eropa, namun detail Santa Maria de Fatima sangat kental unsur Tionghoa.
Hingga kini bangunan tua tersebut masih terjaga keasliannya. Meski tidak lagi sebagai toko obat, bentuk asli bangunan masih bisa dikenali mulai dari lantai, dinding dan atapnya.
Rumah keluarga Souw
Bangunan tua berarsitektur Tionghoa yang juga memiliki nilai sejarah adalah bekas rumah keluarga saudagar Souw yang dibangun pada 1816. Salah satu dari anggota keluarga ini yang terkenal adalah kakak-beradik Souw Siauw Tjong dan Souw Siauw Keng.
Rumah Mayor Tionghoa Khouw Kim An
Rumah Candranaya di tengah bangunan hotel (wisatajakarta.org)
Rumah peninggalan Mayor Tionghoa Khouw Kim An kini menjadi gedung Candranaya yang menjadi cagar budaya di daerah Jakarta. Tidak sulit menemukan rumah tinggal keluarga 'lurahnya' etnis Tionghoa di Glodok pada masa VOC itu, sebab jadi bagian Hotel Novotel di Jl Gajah Mada, Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News