Church of Nativity yang berada di selatan Yerusalem ini juga tak lepas dari tembakan peluru pasukan Israel. Pada 2002, bagian depan gereja di atas goa yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus tersebut rusak akibat tembakan.
Pada saat serangan terjadi, sekitar 100 orang warga Palestina berlindung di dalam gereja yang dibangun di abad ke-4 atas perintah Ibunda Kaisar Romawi Consstantine ini. Di dalam suasana perang pula sejak 2013 secara bertahap Pemerintah Palestina dibantu Vatikan dan UNESCO melakukan restorasi hingga Church of Nativity dinyatakan dapat digunakan kembali pada Natal tahun ini
(1).jpg)
Pintu masuk gereja sangat kecil. Konon sengaja dibuat sekecil itu agar jemaat membungkukkan diri yang merupakan simbol penghormatan, kerendahan hati dan tanggalnya atribut duniawi. AFP Photo/ Musa Al Shaer
baca juga: Gereja yang sempat hilang terbakar
Berada di kawasan perang, membuatnya seringkali terkena tembakan. Bahkan konstruksi Church of Nativity pernah hancur akibat dilahap api hingga struktur asli bangunan sempat diyakini telah 'hilang' akibat kebakaran.
Bangunan gereja kembali diperbaiki dan diperluas pada abad ke-6. Selama masa tersebut banyak terjadi peperangan, sehingga kembali diperbaiki pada abad ke-19.
.jpg)
AFP Photo/Thomas Coex
Bentuk gereja yang ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia tersebut menyerupai tembok benteng. Gereja dikelilingi oleh biara Orthodox, Armain dan Katolik Roma.
Pemandangan interior gereja didominasi dereten pilar di kiri-kanan lorong utama dan berakhir di depan ruang altar. Semua ornamen pilar-pilar itu serba warna emas. Perlu waktu lama untuk merestorasi dan mempertahankan keutuhan gereja.
baca juga: Restorasi ikonografi Gereja Kelahiran Yesus
.jpg)
AFP Photo/Thomas Coex
Di sepanjang dinding interior Church of Nativity berderet ikonografi yang berkisah tentang sejarah perjalanan Yesus Kristus. Butuh waktu lebih dari satu tahun untuk merestorasi deretan ikonografi seluas 125 meter persegi dari total 2 ribu meter persegi buatan abad ke-12 itu.
Sayangnya sisa ikonografi lain rusak akibat perang, gempa bumi dan suhu lembab. Untungnya masih ada beberapa puing-puing ikonografi yang berhasil dipulihkan bisa dinikmati jemaat dari berbagai negara pada Natal tahun ini.
"Ikonografi ini terbuat dari lapisan emas yang ditempelkan di antara dua piringan kaca besar. Hanya wajah dan anggota badan yang digambar dengan batu-batu kecil,” ujar Marcello Piacenti, pengawas proyek dari sebuah perusahaan restorasi di Italia, sebagaimana dilansir AFP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News