Belum menjadi hunian yang membuat betah penghuninya. Tia Aprilitasari dan Tommy Tanedy dari biro arsitektur T&T Studio menjawab keresahan itu dengan Omah Uwoh, sebuah konsep baru rusun yang bisa dikembangkan menjadi ukuran yang lebih besar.

Konsep berkembang Omah Uwoh disesuaikan kebutuhan penghuninya. Misalnya saat membeli bangunan dengan luas 24 meter persegi, maka penghuninya bisa mengembangkannya menjadi 36 meter persegi ketika sudah berkeluarga.
Proses pembangunan dan pengembangan sangat modular dan efisien. Namun diakuinya harga menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Selain itu lokasi pembangunan rusun juga mempengaruhi harga penjualan rusun.
Untuk bahan baku, semuanya dalam negeri. Sedangkan lokasi pembangunannya yang dianjurkan tidak terlalu jauh di titik transportasi umum, bahkan akan sangat baik bila menganut konsep transit oriented development (TOD). Sehingga tidak perlu disediakan areal parkir yang luas.

"Tantangannya adalah ini rumah subsidi dan karenanya harus terjangkau. Harga lahan tentu mempengaruhi harga jual, tetapi untuk kontruksinya per unit Rp 65 juta saja," ujarnya.
Omah Uwoh adala pemenang pertama dalam Sayembara Desain Rumah Kategori Rumah Susun yang selenggarakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada bulan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News