Palais Bulles dibangun pada 1975, dan membutuhkan waktu 14 tahun untuk menyelesaikannya. Bangunan ikonik tersebut dirancang oleh arsitek Hongaria Antti Lovag.

Pada 1991, rumah unik tersebut dibeli oleh Pierre Cardin. Perancang busana Prancis yang legendaris tersebut meninggal pada 29 Desember, lantas apa yang akan terjadi pada rumah pribadi ikonik ini?
Rumah itu pernah ditawarkan ke pasar pada 2017 seharga USD420 juta atau Rp5,8 miliar (kurs Rp13.988), namun tidak terjual. Bahkan tempat ini pernah dijuluki para agen properti sebagai tempat yang tidak ingin dibeli oleh siapa pun.

Sudah ada di pasar selama bertahun-tahun, tetapi agen penjualan Real Estat Internasional Christie Michael Zingraf menolak berkomentar apakah Palais Bulles masih ada di pasar.
Rumah seluas 1.207 meter persegi ini memiliki 29 kamar dan 11 kamar mandi yang tersebar di seluruh properti. Selain rumah utama ada juga vila dengan auditorium yang dapat menampung 500 orang.

Cardin pernah menyewakan rumahnya ini kepada beberapa kelompok seharga USD33.200 atau Rp464 juta per sehari. Cardin tidak pernah tinggal di rumah tersebut, karena hunian itu digunakan hanya untuk hiburan.
Direktur pengelola Enness Global Mortgages Huge Wade Jones mengatakan bahwa masa depan Palais Bulles masih belum diketahui.

"The Palais Bulles tidak diragukan lagi merupakan bagian ikon dari real estat. Secara arsitektural luar biasa tetapi sebagian besar tidak praktis untuk tempat tinggal dan akan membutuhkan banyak pekerjaan untuk memperbaikinya," jelasnya dikutip Architectural Digest.
Rumah tidak diragukan lagi adalah sebuah karya seni. Rumah ini memiliki bentuk bulat dengan banyak gelembung. Bentuknya sangat terikat dengan gaya desain Cardin di era 1960an.

"Istana ini telah menjadi surgaku sendiri. Bentuk selulernya telah lama mencerminkan manifestasi luar dari ciptaan saya. Ini adalah museum tempat saya memamerkan karya desainer dan seni kontemporer," kata Cardin.
Dengan pemandangan yang menakjubkan, Palais Bulles kerap disewakan untuk peragaan busana Christian Dior, Festival Film Cannes, dan pesta pribadi.

Seorang kurator yang berbasis di Monte Carlo Cristiano Raimondi mengatakan bahwa Palais Bulles adalah bagian dari sejarah panjang rumah seniman di sepanjang Riviera.
Arsiteknya, Lovag, pertama kali merancang Palais Bulles sebagai eksperimen. Dia melihat arsitektur sebagai bentuk permainan spontan, menyenangkan, penuh kejutan.
.jpg)
Seniman yang telah tinggal di Cannes selama 20 tahun Richard Zarzi memiliki harapan untuk pemilik berikutnya dari Palais Bulles.
"Saya ingin pemilik baru membukanya untuk umum sebagai tempat yang akan digunakan untuk pesta dan Festival Film Cannes. Bangunannya bersejarah dan keindahan arsitekturalnya sangat pantas untuk dipamerkan," kata Zarzi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News