Rumah itu dibangun di sebidang tanah di distrik Bunkyo. Ukurannya hanya 31 meter persegi. Rumah satu lantai itu diapit di antara dua bangunan dan memiliki sepasang atap melengkung mirip corong.
Desain Love2 House terinspirasi prinsip arsitektur vila Romawi Kuno. Desain tersebut melatih penghuni untuk memaksimalkan ruangan yang ada dan mengurangi penggunaan barang yang tidak diperlukan.
.jpg)
(Foto: Koji Fujii Nacasa and Partners)
Meski berdiri di atas lahan terbatas, Hosaka mampu mendesain ruang dengan tata letak fungsional, memisahkan antara ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan kamar tidur. Love2 House juga memiliki ruangan untuk membaca dan mendengarkan musik.
Langit-langit yang tinggi di rumah ini dirancang miring sehingga memberikan efek luas. Atap dengan desain terbuka membantu menyebarkan cahaya ke segala penjuru ruangan.

(Foto: Koji Fujii Nacasa and Partners)
"Konsep ini saya gambarkan dalam sketsa dua atap melengkung yang terbuka ke langit (skylight)," kata Hosaka, dilansir Dezeen.
"Pada musim dingin, kedua skylight efektif membawa sinar matahari yang lembut ke dalam rumah. Pada musim panas, rumah dipenuhi sinar matahari yang cemerlang seperti di negara tropis," ujarnya.

(Foto: Koji Fujii Nacasa and Partners)
Atap pada rumah ini dibalut panel aluminium galvanis di sisi luar. Sisi bagian dalam berupa struktur beton bertulang yang dibiarkan terbuka untuk menciptakan ruang yang kohesif.
Sebelum merancang Love2 House, Hosaka memiliki proyek rumah dengan lantai melengkung dengan tangga spiral, dan properti dengan hampir seratus jendela yang tersebar di dinding, langit-langit, serta atap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News