Masjid ini dapat menampung sebanyak 41 ribu jamaah. Sementara tempat suci utama memiliki ruang untuk 9.000 orang. Masjid Agung Sheikh Zayed hanya dipergunakan saat hari besar keagamaan Idulfitri, Iduladha, dan salat Jumat.
Masjid yang terletak di Abu Dhabi ini menjadi daya tarik wisatawan dari seluruh negara. Bukan hanya penganut agama Islam, pengunjung dengan berbagai agama pun terbuka diterima di masjid ini.
Pantauan Medcom.id saat berkunjung ke masjid ini, pengunjung harus memakai pakaian tertutup dan sopan. Baik laki-laki maupun perempuan. Pihak pengelola pun menyediakan baju gamis khas Arab, Abaya. Sementara laki-laki tidak diperkenankan menggunakan celana pendek.
Saking ramainya, tak heran ketika masuk ke dalam masjid, pengunjung harus melewati keamanan berlapis. Yang menarik, usai melewati pintu keamanan, pengunjung akan disuguhkan sebuah mal sebelum menyeberang ke dalam masjid.

Sebelum menuju masjid, pengunjung harus melewati mal terlebih dulu. Foto: Medcom.id/AHL
Salah satu tour guide masjid, Fatma, menjelaskan pemberian nama masjid tersebut dari sang presiden pertama yang sangat dihormati.
"Dia merupakan founding father di Abu Dhabi. Butuh 11 tahun untuk membangun masjid agung ini, kami menggunakan marmer yang didatangkan dari Italia hingga Tiongkok," paparnya.
Ornamen Unik
Bangunan utama masjid ini dilapisi oleh karpet yang dibuat oleh ratusan seniman wanita selama dua tahun. Ini menjadi karpet terbesar di dunia. Pola yang ada di dalam karpet pun mempunyai arti tersendiri, yakni agar para jamaah dapat membuat garis lurus ketika mereka akan melakukan salat."Selain itu ada tujuh gantungan besar di dalam masjid ini. Terbuat dari kristal Swarovski dengan berat delapan ton, sementara yang terbesar beratnya 12 ton. Gantungan ini terdiri dari Asmaul Husna," lanjut dia.
Sedangkan untuk pilar-pilar yang menyangga masjid ini dibuat seperti lukisan yang semuanya dibuat langsung menggunakan tangan para seniman-seniman di negeri ini.

Pilar masjid dibuat seperti lukisan dan merupakan hand made. Foto: Medcom.id/AHL
Tak hanya itu, masjid ini memiliki sistem pencahayaan bulan (lunar lighting system). Lampu ini didesain mengikuti pergerakan bulan, yang pancaran cahayanya memiliki keindahan tersendiri."Yang sangat indah adalah, Anda akan mendengar selama 24 jam orang membaca Al-quran dengan indahnya, setiap orang membaca 3-4 jam sehari dan bergantian shift," ungkapnya.

Sistem pencahayaan bulan di Masjid Agung Syeikh Zayed. Foto: Medcom.id/AHL
Teknologi Canggih
Saking besarnya, para desainer membutuhkan sistem manajemen gedung yang cerdas untuk memantau dan mengontrol kualitas udara demi menekan biaya.Siemens memasok dan memasang sistem manajemen dan kontrol gedung Desigo, dengan lebih dari 8.000 titik data. Teknologi ini secara otomatis memonitor dan mengendalikan lingkungan di dalam masjid demi kenyamanan dan efisiensi energi, terlepas dari pengunjung yang datang sepanjang hari.
Adapun sistem secara otomatis akan merasakan sensor ketika pengunjung meningkat, misalnya selama waktu salat. Bangunan ini otomatis menyesuaikan temperatur udara segar yang diperlukan saat penuh pengunjung.
Sementara ketika pendingin udara kurang dibutuhkan, maka sistem otomatis berjalan pada tingkat yang lebih hemat energi. Sistem ini dapat mengontrol dan memantau penukar panas, pompa air dingin, unit penanganan udara, koil kipas, kipas knalpot, papan distribusi daya, dan generator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News