Panti asuhan ini khusus bagi remaja wanita. Di Iran, wanita sejak berusia tujuh tahun wajib berpakaian tertutup lengkap dengan kerudungnya. Bila keluar rumah, dilarang sendirian terutama bagi yang lajang.
Budaya dan nilai keagamaan itulah yang dicerminkan dalam rancangan bangunan tertutup ini. Atapnya berupa lengkungan yang diberi warna kuning cerah. Fasad tertutup tembok bata merah.

Balkon dilengkapi dengan gorden tertutup. Idenya sederhana saja, yaitu agar para remaja wanita yang yatim piatu itu dapat bersantai di balkon tanpa mengenakan kerudung.
Penutup balkon tersebut dapat dibongkar pasang kembali disesuaikan dengan perayaan keagaman di negara tersebut. Selain itu, warnanya pun bisa diganti sesuai selera.
"Balkon yang dapat ditutupi membantu para gadis memiliki ruang di luar, dan juga menghindari melanggar aturan konteks agama yang ketat yang mendorong mereka di dalam ruang atau memakai jilbab sepanjang waktu," kata arsitek dan pendiri Arsitek ZAV, Mohamadreza Ghodousi.
Proyek bernama Habitat for Orphan Girls ini hasil rancanngan biro ZAV Architects. Rancangan rumah serta ide penambahan balkon tersebut mengantar ZAV Architects meraih penghargaan Architectural Review House Award 2018.

Desain interiornya sederhana saja. Ghodousi menolak tata letak rumah asrama yang kuno. Para penghuni hanya berbagi kamar dengan satu atau dua orang saja, tidak seperti asrama pada umumnya.
Ruangan lainnya juga memiliki tata letak yang biasa, seperti dalam rumah keluarga. Pada halaman belakang terdapat air mancur dan ayunan untuk bermain.
"Mereka bermain di halaman, membaca di balkon, menonton TV di ruang TV, makan makanan di ruang makan dan bersenang-senang di koridor dan perpustakaan," jelas Ghodousi sebagaimana dikutip dari dezeen.
Architectural Review House Award 2018 fokus kepada inovasi desain dan proyek tranformatiff. Penghargaan kelas dunia ini diadakan rutin setiap tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News