Karya arsitek Fin Kasali. Foto: Istimewa
Karya arsitek Fin Kasali. Foto: Istimewa

Gunakan Bahan Bekas Pakai, Karya Arsitektur Ini Tetap Memukau

Rizkie Fauzian • 31 Oktober 2024 17:33
Jakarta: Bertahun-tahun lamanya para pengembang kawasan dan arsitek bertanya, apa solusi sustainability bagi kawasan baru Indonesia? Semua arsitek dan pengembang selalu menjawab, tunggu ya!
 
Arsitek-arsitek modern kini menghadapi tekanan sustainability. Gedung-gedung pemerintah mensyaratkan 17 sasaran dalam SDGs. Dunia Usaha dan sektor keuangan dituntut melakukan Transformasi berbasiskan ESG (Environment, Social dan Govermance). Gedung hemat energi, bahan-bahan daur ulang, penanganan air, keindahan natural dan sebagainya.
 
Tiga arsitek besar Indonesia, Andra Matin, Budi Pradono dan Dani Wicaksono menjawab tantangan tentang sustainability. Dibantu anak muda milenial yang punya keterampilan tangan seni dan ketukangan, Fin Yourdan Kasali, putra Guru Besar UI Rhenald Kasali.

Fin sudah lama mendirikan workshop ketukangan seninya: Rootslab. Bengkel seninya sudah didatangi utusan-utusan khusus dari Belgia, Spanyol, Singapura dan para duta besar Uni Eropa yang memuja karya-karya sustainability yang indah.
 
Dirinya sedari awal menyukai barang-barang rongsok yang diolah Kembali. Ia juga ahli merangkai bahan-bahan cat dan kimia terbarukan. Menggabungkan kayu, batu, besi dengan lampu, musik, kedap suara alami, dan pewarna alam.
 
Baca juga: Arsitektur Masa Lalu vs Masa Kini: Menelaah Perbedaan Desain Tradisional dan Modern

Hasilnya Fin sering memenangkan kejuaraan-kejuaraan dan paviliun buatannya berhasil mengantarkan arsitek-arsitek ternama mendapat penghargaan.
 
Kolaborasi tiga arsitek ternama dengan Fin Kasali bisa dilihat dalam pameran kolosal di BDD (Bintaro Design District) di Kawasan hutan Sampireun, Bintaro. Pameran tersebut berlangsung dari 30 Oktober hingga 9 November 2024.
 
Gunakan Bahan Bekas Pakai, Karya Arsitektur Ini Tetap Memukau
Karya arsitektur yang dipamerkan di BDD.
 
Dua masterpiece karya Fin dengan kolaborasi para arsitek dan creative actor lainnya bisa disaksikan di sini. Di dalamnya tercakup creative campaign, alat musik skala besar, soundwave, paviliun sustainable dan kreatif desain.
 
Mereka menggabungkan bahan-bahan reuse dari proyek-proyek yang terbengkalai, kayu bekas  stager dan bahan lain menjadi desain yang keren dan memukau. Cara mereka memadukannya melahirkan genre baru.
 
Karya mereka diminati para pengembang, pemilik mall, bahkan para pemuja bangunan indah keberlanjutan. Kedua karya Fin yang memenangkan beragam penghargaan itu pantas untuk disaksikan dan bisa menjadi inspirasi, bisa disaksikan dalam pameran ini.
 
Di antaranya KINEMATIC PAVILION 2.0 , pavilion yang di re-use dari pameran ARCH:ID 2024, dan meraih best booth awards archid dan menang good design awards. Bersama kelvin thengono, grey audio lab, digital nativ, ocra dan riyan berlian, mereka membuat paviliun UNSUNG HEROES
 
Melalui kolaborasi enam tokoh di bidang yang berbeda melahirkan pavilion yang  bisa menampilkan alat music skala besar dimana pengunjung dapat berinteraksi dengan pavilion dan menciptakan alunan music dengan metode gotong royong.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan