Dijuluki sebagai hotel tersempit di Indonesia, PituRooms berdiri di sela-sela gang sempit dan rumah tapak yang sebelumnya dianggap tidak potensial untuk dikembangkan. Dikutip dari Dezeen, pendiri Sahabat Selojene, Ary Indra, menyebut proyek ini sebagai bukti bahwa keterbatasan dapat menjadi peluang arsitektural yang luar biasa.
Solusi untuk lahan ekstrem
.jpg)
Hotel tersempit di Indonesia. Foto: David Permadi
Keterbatasan lahan dan ketidakmungkinan menggunakan pondasi tiang pancang, tim arsitek bekerja sama dengan konsultan struktur untuk merancang pondasi sumur dalam, sebuah solusi cerdas yang tetap aman tanpa struktur beton masif.
Setiap kamar di PituRooms memiliki ukuran 2,8 x 3 meter dengan tinggi 2,4 meter. Meskipun mungil, kamar-kamar ini dilengkapi tempat tidur ganda, pod kamar mandi dengan toilet dan shower, serta karya seni dan palet warna khas yang memberikan karakter berbeda di setiap ruangan. Dua jendela persegi di tiap kamar membantu pencahayaan dan sirkulasi udara.
Baca juga: Wacana Rumah Subsidi Mini Batal, Aturan Lama Berlaku Lagi |
Desain fungsional dan estetik
.jpg)
Hotel tersempit di Indonesia. Foto: David Permadi
Hotel ini memiliki tangga baja di tengah bangunan dan jalan setapak logam berjeruji yang menghubungkan kamar-kamar di setiap lantai. Sementara itu, fasad luar dilapisi panel batu pasir Merah Agra, yang mengusung gaya arsitektur timur sekaligus berfungsi sebagai ventilasi alami ke area sirkulasi pusat bangunan.
Di bagian atas hotel terdapat bar dan restoran yang menyatu dengan teras belakang, menyuguhkan pemandangan kota Salatiga. Di atasnya, terdapat ruang tanaman yang menjorok ke dalam dua sangkar baja kantilever di kedua ujung bangunan, menambah nilai estetika dan fungsionalitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di