Rumah bernapas berdiri di atas lahan terbatas, di tengah lingkungan padat penduduk. Guna mengakalinya, arsitek Vo Trong Nghia membangun rumah secara vertikal.
Demi menciptakan kualitas udara yang baik, rumah tersebut dibungkus tanaman yang sengaja dibuat menjalar menggunakan baja.

(Foto: Hiroyuki Oki via Vo Trong Nghia Architects)
‘Rumah bernapas’ hanya seluas 5 meter persegi. Meski ukurannya terbatas, hunian ini tetap memiliki berbagai fasilitas layaknya rumah pada umumnya.
Terhimpit di antara rumah dan bangunan menjulang lainnya, membuat cahaya sulit masuk ke dalam rumah. Oleh karena itu, rumah ini dirancang dengan semi terbuka agar sirkulasi udara dan cahaya bisa masuk ke dalam rumah.
Meski serba terbuka, desain rumah dibuat untuk menjaga privasi pemiliknya. Tanaman vertikal tersebut tidak hanya melindungi pemiliknya, tetapi juga membantu mengurangi panas matahari.

(Foto: Hiroyuki Oki via Vo Trong Nghia Architects)
"Tanaman merambat itu dengan jaring baja galvanis dan taman-taman dibuat di setiap lantai. Bangunan itu terdiri dari lima ruang yang saling terhubung satu sama lain, "kata para arsitek dikutip dari Inhabitat.
Setiap ruangan di desain dengan penuh perhitungan sehingga rute pencahayaan dan ventilasi dapat tersebar dengan baik ke seluruh rumah. Diplot sempit dan tertutup dibuat 'celah mikro' berupa taman.
Ruang-ruang kosong dibuat untuk menciptakan suasana lapangan di rumah sambil mengurangi ketergantungan pada pendingin udara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News