Arsitektur Revitalisasi TIM Andra Matin menyampaikan bangunan lama yang dibangun pada 1968 desainnya sangat baik. Sebab, desainnya dibuat dengan struktur terbuka dan sangat inklusif.
"Seperti tidak ada border antara seniman dengan seniman, seniman dengan masyarakat. Kami ingin semangat itu berulang kembali pada TIM yang baru ini," kata Andra saat dikutip dari youtube Pemprov DKI Jakarta, Rabu, 27 November 2019.
Andra menyampaikan ada beberapa hal yang dipertahankan dan diubah dalam revitalisasi yang dilakukan. Di antaranya, Teater Jakarta, Planetarium, dan Teater tertutup di bagian belakang yang memiliki sejarah dan fungsi yang cukup baik.
"Planetarium secara interior akan kami pertahankan, namun eksterior akan kami sesuaikan dengan desain baru," ungkap pria yang dinobatkan sebagai salah satu arsitek yang berkiprah pada 2007 oleh Wallpaper Architecture Directory.
Sementara itu, bagian yang dihilangkan dalam proses revitalisasi nanti adalah gedung bioskop XXI. Menurutnya, keberadaan dan fungsi dari bioskop tersebut akan dipindahkan ke tempat lain.
Untuk lahan parkir, Andra akan menempatkan di bagian basement atau di lantai bawah gedung. Perubahan tersebut dilakukan untuk memberikan ruang terbuka lebih luas untuk para seniman.
"Akan menjadi suatu lounge yang sangat besar, suatu park atau tempat para seniman bisa berpraktek, latihan di outdoor. Dengan hilangnya parkiran itu akan menjadi panggung besar. Sehingga TIM menjadi suatu oase," sebut dia.
Selain itu, salah satu bagian yang akan menjadi pusat revitalisasi adalah Pusat Dokumentasi Sastra H. B. Jassin. Fungsi bangunan tersebut akan ditambah menjadi perpustakaan.
"Jadi nantinya akan menjadi perpustakaan, museum, ada kafe, tempat belajar. Sehingga TIM akan menjadi taman yang sangat kaya," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News