Kawasan ini akan berisi pusat konferensi, terminal bus, teater hingga perpustakaan. Gedung-gedung tersebut akan dirancang dengan struktur terbuka dan melengkung.
Studio arsitektur Belanda, MVRDV mendesain gedung bertingkat rendah dan tidak beraturan agar tampilannya tampak kontras dengan bangunan lainnya.

Foto: Atchain/ Visualisasi Antonio Luca Coco dan Kirill Emelianov
Gedung-gedung berbentuk unik tersebut akan mengelilingi ruang terbuka yang dirancang untuk umum. Setiap gedung akan dihubungkan dengan atrium di luar ruangan.
"Di kota-kota seperti ini, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat bagaimana ruang publik dan lanskap alam dapat diintegrasikan ke dalam lanskap kota yang padat," kata pendiri MVRDV, Winy Maas dikutip Dezeen.
Gedung terbesar di kawasan tersebut akan menjadi pusat konferensi, terminal bus dan atrium terbesar. Gedung lainnya akan galeri kecil, perpustakaan, dan teater yang dibangun dengan beton daur ulang.

Foto: Atchain/ Visualisasi Antonio Luca Coco dan Kirill Emelianov
Tumbuhan dan air pada kawasan tersebut akan berfungsi sebagai penyangga iklim dan juga menjadi bagian menonjol dari desain Shenzhen Terraces.
Desain tersebut dibuat untuk menyediakan habitat bagi satwa liar perkotaan dan mengurangi suhu lingkungan. Di ruang terbuka publik ini orang-orang dapat menikmati pemandangan dan berkomunikasi dengan nyaman.

Foto: Atchain/ Visualisasi Antonio Luca Coco dan Kirill Emelianov
"Shimao ShenKong International Center akan menjadi contoh yang luar biasa, dan bisa menjadi model untuk penciptaan ruang publik dalam pengembangan kota baru di seluruh Shenzhen," lanjut Maas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News