Dikutip dari archdaily, Sabtu, 28 Maret 2020, Rumah Wisnu milik seorang klien yang memiliki lahan seluas 250 meter persegi namun berbentuk memanjang ke samping.
.jpg)
Foto: Djuhara + Djuhara
Hunian berada di pemukiman padat Bekasi. Awalnya luas rumah tersebut hanya 36 meter persegi, namun sedikit demi sedikit sang klien membeli lahan milik warga.

Foto: Djuhara + Djuhara
Dengan lahan hunian berbentuk huruf L, maka tentu saja menjadi tantangan tersendiri. Belum lagi anggaran yang dimiliki juga sangat terbatas.
Melalui firma arsitektur miliknya, Djuhara + Djuhara, dia membangun hunian dengan konsep floating box yang menaungi ruangan terbuka di bawahnya.
.jpg)
Foto: Djuhara + Djuhara
Konsep tersebut merupakan intepretasi modern dari rumah panggung tradisional. Penggunaan baja hanya pada struktur atap saja, lainnya menggunakan beton dan besi.
.jpg)
Foto: Djuhara + Djuhara
Seluruh lantai dasar hanya berfungsi sebagai pintu masuk utama, dan juga menghubungkan rumah dengan taman belakang, serta lapangan bulu tangkis di depan rumah.
Dengan keterbatasan anggaran, struktur lantai dasar terdiri dari beton, balok dan pelat. Alasannya pada saat konstruksi, harga beton lebih murah daripada baja.

Foto: Djuhara + Djuhara
Lantai pertama menjadi ruang tamu dan ruang makan. Sedangkan lantai dua menjadi berisi kamar tidur, ruang santai, dan ruang kerja.

Foto: Djuhara + Djuhara
Untuk membuat struktur yang ringan, lantai kedua dibentuk dari rangka baja ringan yang ditutup oleh atap geladak logam.
Hunian ini memiliki banyak area terbuka, sehingga memungkinkan sinar matahari bebas masuk ke dalam rumah. Konsep terbuka juga dimaksudkan agar penghuninya tidak tergantung pada pendingin udara
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News