Masjid Istiqlal di Jakarta menjadi tempat ibadah pertama di dunia yang meraih sertifikasi akhir EDGE. Foto: MI/Susanto
Masjid Istiqlal di Jakarta menjadi tempat ibadah pertama di dunia yang meraih sertifikasi akhir EDGE. Foto: MI/Susanto

Lebih dari 200 Bangunan di RI Tersertifikasi EDGE! Termasuk Masjid Istiqlal!

Rizkie Fauzian • 25 Juli 2025 19:19
Jakarta: Sertifikasi bangunan hijau EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) resmi memasuki usia ke-10. Dikembangkan oleh International Finance Corporation (IFC), sistem ini telah berkontribusi besar dalam mengubah standar pembangunan di negara berkembang, termasuk Indonesia, menuju arah yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan hemat biaya.
 
Sejak diluncurkan pada 2015, Indonesia menjadi salah satu negara paling aktif mengadopsi EDGE. Hingga kini, lebih dari 200 proyek telah tersertifikasi, mencakup hunian, gedung komersial, hingga fasilitas publik, dengan total luas bangunan mencapai 4,3 juta meter persegi.
 
Beberapa bangunan bahkan telah meraih status Zero Carbon, menunjukkan komitmen tinggi terhadap masa depan rendah emisi dan mendukung target net-zero nasional.
 
Baca juga: Vila Tersembunyi di Tengah Alam, Desainnya Bikin Melongo!

Salah satu pencapaian penting terjadi pada April 2022, saat Masjid Istiqlal di Jakarta menjadi tempat ibadah pertama di dunia yang meraih sertifikasi akhir EDGE. Ini menandakan bahwa prinsip keberlanjutan dapat diterapkan tidak hanya pada bangunan baru, tetapi juga pada bangunan bersejarah.

Dalam rangka perayaan ini, IFC bekerja sama dengan Green Building Council Indonesia merilis laporan khusus yang mendokumentasikan perjalanan bangunan hijau di Indonesia. Laporan ini akan diperbarui secara berkala untuk mencatat perkembangan terbaru.
 
Bangunan yang tersertifikasi EDGE di Indonesia diperkirakan mampu mengurangi emisi karbon hingga 100 ribu ton per tahun, setara dengan menanam lebih dari 1,5 juta pohon.
 
Menurut Senior Manager Inovasi dan Bisnis Iklim IFC Diep Nguyen-van Houtte, pencapaian ini mencerminkan tren global menuju bangunan yang lebih berkelanjutan dan hemat sumber daya. Ia menambahkan bahwa EDGE telah membantu mendorong transformasi pasar di berbagai negara berkembang dengan pendekatan yang praktis, terukur, dan mudah diterapkan.
 
"IFC pun berkomitmen untuk terus memperluas kerja sama dengan pemerintah, pengembang, dan mitra lainnya di seluruh dunia," jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Juli 2025.
 
Sistem EDGE sendiri berbentuk platform digital gratis yang memungkinkan pengembang untuk menghitung penghematan energi, air, dan bahan bangunan melalui pemodelan bioklimatik berbasis data lokal. Alat ini juga membantu dalam pengambilan keputusan desain yang lebih berkelanjutan.
 
Adopsi bangunan hijau di Indonesia terus berkembang seiring dengan reformasi kebijakan dan regulasi, termasuk dukungan terhadap pengurangan emisi 29 persen pada 2030. Hal ini membuka peluang besar bagi praktik konstruksi berkelanjutan menjadi bagian dari arus utama pembangunan nasional.
 
Dengan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya efisiensi energi dan desain ramah lingkungan, EDGE dipandang sebagai solusi strategis yang menjembatani kebutuhan industri, lingkungan, dan masyarakat luas.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan