
Foto: Fernando Guerra
Museum tersebut dibangun untuk menjelasakan tentang sejarah arsitektur Romanesque. Museum ini dibangun di rute Romanesque yang memiliki 58 monumen dari abad pertengahan.
Centro de Interpretação do Românico berarti pusat informasi untuk sejarah arsitektur Romanesque. Fasad beton modern menjadi salah satu ciri dari arsitektur Romanesque.

Foto: Fernando Guerra
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Bangunan museum ini bertujuan untuk menjadi elemen transisi antara masa kini dan masa lalu dari Romanesque yang jauh," jelas salah satu arsitek Spaceworkers dikutip Dezeen.
Museum ini dibagi menjadi beberapa volume dengan bentuk tak beraturan. Tak hanya ketinggian, dimensi setiap bangunan juga dibuat berbeda satu sama lain.

Foto: Fernando Guerra
Fasad museum dibuat hampir polos, hanya dilengkapi jendela dan pintu masuk. Hal ini dimaksudkan sebagai interpretasi pintu gereja Romawi yang memiliki bentuk geometris.
"Ada beberapa elemen dalam museum yang terhubung ke bangunan di zaman Romawi. Misalnya fasad yang sederhana, tidak ada bukaan, hingga pintu yang banyak ditemukan di bangunan keagamaan pada masa Romawi," jelas pendiri Spaceworkers Rui Dinis.

Foto: Fernando Guerra
Ruang pameran museum dibagi menjadi tujuh volume beton yang masing-masing memiliki langit-langit dengan bentuk menyerupai arsitektur Romanesque.Bahan material beton juga digunakan sebagai ciri khas bangunan Romanesque.
"Konstruksi Romanesque dibuat dengan unsur-unsur yang tersedia di alam. Beton adalah batu zaman kita, dan itulah sebabnya kami memilihnya sebagai bahan utama di museum ini," ungkapnya.

Foto: Fernando Guerra
Dinis berharap bangunan itu akan membantu semua orang yang mengunjunginya untuk memahami arsitektur Romanesque di daerah setempat. "Penting bagi kita bahwa bangunan itu membangun hubungan antara hari ini dan masa lalu sejak pengunjung melewati pintu masuk," ujar Dinis.
(KIE)