Kolaborasi dua desainer ini menghasilkan bentuk yang sangat unik. Hal itu dapat dilihat langsung dari tampilan luar bangunan. Dari sisi eksternal, ruang pameran naturalis terbungkus lapisan batu horisontal.

(Foto: Neutelings Riedijk Architects)
Pemilihan bahan tersebut memperkuat tampilan struktur geologis. Lapisan kristal alami juga menghasilkan kilauan cahaya di seluruh fasad bangunan. Di sela lapisan batu, Neutrings dan Herpen memasang panel putih. Hiasan tersebut dirancang menyerupai kain sutra.

(Foto: Neutelings Riedijk Architects)
Unsur seni juga sangat dirasakan pada bagian interior bangunan. Desain interior juga sangat berkaitan dengan tema barang yang dipamerkan, seperti perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati di bumi, pasokan makanan, dan kualitas air.

(Foto: Neutelings Riedijk Architects)
Neutrings berupaya menciptakan ansambel dan bangunan baru yang berkelanjutan. Setiap ruangan memiliki tema khusus dan tersambung dengan atrium utama yang dipenuhi cahaya.
.jpg)
(Foto: Neutelings Riedijk Architects)
Tampilan atrium utama dari struktur beton tiga dimensi. Bentuknya pun dibuat seperti molekul yang berkaitan antara oval, segitiga, dan segi enam. Bentuk tersebut dapat menyaring cahaya yang masuk melalui ruang kosong yang ada di antara pola tersebut.
.jpg)
(Foto: Neutelings Riedijk Architects)
Adapun alasan renovasi karena tingginya tingkat kunjungan Naturalis Biodiversity Center. Dalam satu tahun, rata-rata jumlah pengunjung mencapai 400 ribu orang.
Naturalis Biodiversity Center menampilkan hampir 100 panel warna warni yang sangat mencolok. Selain pameran, museum tersebut juga dilengkapi dengan restoran, toko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News