Bunker yang dibangun pada 1939 tersebut telah lama ditinggalkan, dan studio arsitektur Lipton mendapat izin untuk membangunnya kembali menjadi penginapan dua kamar tidur.
"Kami mengambil bunker perang yang telah lama ditinggalkan dan belum ditemukan selama lebih dari 70 tahun," kata co-founder Lipton Plant Architects Edward Lipton kepada Dezeen.
Bunker tersebut tidak memiliki jendela sehingga studio membuatnya dengan desain unik seperti terkena ledakan bom untuk memungkinkan cahaya masuk ke dalam penginapan.
"Jendela menciptakan ilusi. Kami menyiapkan ruang dengan pemandangan, cahaya untuk penghuninya," jelas Lipton.
Bunker seluas 76 meter persegi tersebut akan memiliki dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi.
Penginapan tersebut bakal memiliki dinding beton ekspos bekas peninggalan bangunan asli bunker. Tak hanya itu, bahan, warna, tekstur, dan detail bangunan akan sangat relevan dengan bunker.
"Kami bermain dengan referensi tersebut untuk menyediakan ruang yang unik, spesifik, menyenangkan, tetapi sesuai dengan masa lalunya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News