Studio arsitektur yang berbasis di Singapura, WOHA membangun gedung kampus 13 lantai. Fasad kampus tersebut memiliki dinding hijau dan kanopi dengan atap panel fotovoltaik.

Foto: WOHA
"Universitas BRAC yang baru akan berfungsi sebagai kampus kota dengan taman indah. Kampus yang diubah dari tempat kumuh menjadi agregator sosial untuk generasi berikutnya," kata pendiri WOHA,Richard Hassell dikutip Dezeen.
Kampus dengan luas 88 ribu meter persegi tersebut akan dibagi menjadi dua zona berbeda, yakni bangunan dan taman. Bagian taman juga akan dibagi menjadi area publik dan pribadi.

Foto: WOHA
Desainnya terinspirasi dari Sundarbans, sejenis hutan yang ditemukan di wilayah yang memiliki ekosistem terpisah di atas dan di bawah permukaan laut.
Zona publik dinamakan Campus Park akan ditata dengan lansekap indah yang disertai kolam. Kolam tersebut dikelilingi oleh tanaman asli dan dirancang untuk memperbaiki air hujan yang tercemar.

Foto: WOHA
Rancangan lainnya yakni menggabungkan auditorium, aula, dan galeri publik yang mampu menampung hingga 10 ribu siswa dan masyarakat. Zona Akademia, merupakan bangunan utama kampus yang berisi ruang belajar.
Bangunan ini memiliki kanopi yang menjorok dan bagian atapnya dilindungi oleh panel photovoltaic (PV). Kanopi ini juga akan melindungi "sky park" di bagian atas gedung yang akan menampung lapangan, kolam renang dan lintasan lari sepanjang 200 meter.

Foto: WOHA
Bangunan dirancang dengan struktur berbentuk grid agar setiap area lebih mudah diatur dan untuk memaksimalkan ventilasi silang agar setiap kelas mendapatkan cahaya matahari.
Sebagian besar bangunan juga akan ditenagai oleh panel PV, termasuk kipas yang akan membantu menjaga ruang umum tetap dingin. Gedung ini dijadwalkan selesai pada 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News