Stadion berkapasitas 40 ribu kursi ini dirancang oleh studio arsitektur Inggris Pattern Design. Stadion tersebut telah diresmikan pada 18 Desember 2020.

Ahmed Bin Ali adalah stadion keempat yang selesai menjelang Piala Dunia. Tiga stadion lainnya yakni Education City, Al Wakrah, dan Khalifa International.
Dibangun di tepi gurun, stadion ini berfungsi sebagai landmark bagi yang meninggalkan gurun dan kembali ke kota.

"Ini bertindak sebagai penanda di sepanjang jalan raya Durkan saat Anda pindah ke gurun Qatar," kata direktur Pattern Design Luke Harrison kepada Dezeen.
Di sekitar stadion terdapat banyak lengkungan yang digambarkan sebagai bukit pasir di gurun. Stadion ini juga banyak menggunakan simbol-simbol budaya Qatar.

Fasad stadion ini dibalut layar multimedia yang ditutupi logam dan terdiri dari berbagai bentuk yang ditemukan dalam arsitektur Qatar.
"Fasadnya menyerupai arsitektur tradisional Qatar, yang disebut Naqsh. Setiap pola berakar dari warisan Qatar," ungkapnya.

Stadion dirancang dengan ramah lingkungan sehingga penonton bisa merasakan hawa sejuk dari kursi meski berada di dalam.
"Dengan iklim (Qatar), memastikan bahwa semua ruang bisa dingin tanpa perlu mendinginkan seluruh stadion,” tambahnya.
Setelah Piala Dunia berakhir, sekitar 2.000 kursi akan dihilangkan untuk mengurangi kapasitas stadion dan dapat digunakan kembali di tempat lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News