Bantul: Dua calon bupati Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyatakan siap menerima kemenangan maupun kekalahan dalam
Pilkada 2020. Keduanya menghargai keputusan rakyat sebagai pemegang hak pilih.
Calon bupati nomor urut 1, Abdul Halim Muslih, menggunakan hak politiknya di tempat pemungutan suara (TPS) 6 Dusun Singosaren, Desa Wukisari, Kecamatan Imogiri. Halim datang ke TPS bersama istri dan memperoleh nomor antrean 78.
"Seperti masyarakat lainnya, saya lega sudah memberikan hak pilih. Ini yang ditunggu rakyat," kata Halim usai menggunakan hak pilihnya di TPS 6 Dusun Singosaren, Rabu, 9 Desember 2020.
Halim optimistis bisa meraih kemenangan. Namun, ia juga mengaku siap jika hasil pilkada kelak tidak berpihak padanya. Ia bakal legowo menerima hasil pilkada.
Baca: Usai Nyoblos, Machfud Arifin Optimistis Menang Lawan Eri Cahyadi
"Kemenangan atau kekalahan itu biasa. Siapapun pemimpin yang terpilih adalah kehendak rakyat," ujarnya.
Dia berharap, pemungutan suara di Bantul berjalan dengan protokol kesehatan ketat. Ia tak ingin terjadi penularan covid-19 di TPS.
Abdul Halim Muslih berpasangan dengan Joko B. Purnomo. Abdul Halim merupakan petahana dengan jabatan wakil bupati. Abdul Halim-Joko diusung Demokrat, PAN, PDI Perjuangan, dan PKB, serta dari non legislatif Gelora dan PSI.
Sementara, calon bupati Bantul nomor urut 2, Suharsono, memakai hak pilih di TPS 5 Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon. Ia mendapat antrean pertama di TPS itu.
Baca: Seorang Pengungsi Merapi Tak Kenal Paslon
Suharsono mengatakan, siap menerima apapun hasil Pilkada. Menang atau kalah, ia menilai, itu menjadi keputusan rakyat.
"Kompetisi ini sehat. Kompetisi ada yang kalah dan menang," ujarnya.
Ia berharap warga Bantul menggunakan hak pilihnya ke TPS. Ia meminta tak ada warga yang golput.
Adapun Suharsono berpasangan dengan Totok Sudarto. Suharsono berstatus petahana bupati. Keduanya diusung Gerindra, NasDem, Golkar, PKS, dan PPP.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((LDS))