medcom.id, Jakarta: Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut aturan pembatasan peredaran minuman keras di Ibu Kota masih lemah. Akibatnya, anak di bawah umur mudah mendapatkan barang memabukkan itu, bahkan nekat mengoplosnya.
Sandiaga menyayangkan tewasnya 10 pemuda di Cakung akibat menenggak miras oplosan. Menurut Sandiaga, faktor pengangguran dan kesulitan ekonomi membuat pemuda mengalihkan kegiatannya ke hal-hal negatif.
"Kita harus tertibkan. Jangan sampai miras dikonsumsi anak-anak muda yang frustasi enggak dapat perkerjaan, yang nganggur. Mereka konsumsi miras malah jadi bahaya," kata Sandiaga di Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2016).
Sandiaga ingin anak muda diarahkan ke hal-hal yang positif dengan dibuatkan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan nilai ekonomi.
Menurut Sandi, aturan peredaran minuman keras di DKI Jakarta masih lemah. Sandi berjanji akan memulai gerakan untuk pembatasan minuman keras di Jakarta.
"Miras itu tidak dikonsumsi, karena sebagian agama melarang, walaupun kita melihat penerapannya masih kurang," kata Sandiaga.
Diketahui, sebanyak 14 orang di Cakung Jakarta Timur pesta Miras oplosan pada Kamis 24 November sekira pukul 16.00 WIB. Esok harinya, para peminum Miras oplosan itu mengeluh sakit, lalu meninggal dunia.
Mulanya, hanya enam orang yang dilaporkan tewas. Belakangan, jumlah korban tewas bertambah menjadi sepuluh orang. Empat orang lainnya selamat, tiga di antaranya dijadikan saksi oleh polisi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))