Jakarta: Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menyebut
Pilkada Jakarta 2024 seharusnya tidak boleh sampai ada kotak kosong. Jakarta tak kekurangan sosok pemimpin.
"Kotak kosong itu hanya bisa terjadi jika elektabilitas sosoknya tinggi sehingga lawannya tak ada yang berani, bukan berarti ada siasat kotak kosong agar sosok yang diinginkan penguasa atau rezim lancar melewati Pilkada," ucap Hendri Satrio kepada wartawan, Minggu, 11 Agustus 2024.
Ia menyebut
Pilkada Jakarta juga bukan semata persoalan keikutsertaan petahana Anies Baswedan. Banyak nama selain Anies yang bisa dipertimbangkan parpol untuk diusung di Pilkada Jakarta, agar tak terjadi fenomena kotak kosong.
"Masih banyak nama-nama lain selain Anies, jadi yang jelas tidak boleh lawan kotak kosong," ungkapnya.
Menurut dia, kotak kosong di Pilkada Jakarta bisa dihindari jika partai politik memunculkan sosok lain di luar Anies Baswedan. "Kalau memang ternyata Anies tak bisa ikut Pilkada Jakarta, jangan sampai dipaksakan ada kotak kosong," ujarnya.
Hendri mencontohkan beberapa nama yang seharusnya juga dipertimbangkan dalam bursa calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Salah satunya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Ia mengatakan jabatan Sandi sebagai Menteri sudah setingkat level Gubernur sehingga bisa diusulkan menjadi calon oleh para parpol.
Apalagi, Sandi termasuk sosok yang berpengalaman dalam memimpin Jakarta. Ia pernah menjadi wakil gubernur
Jakarta periode 2017 hingga 2019. Saat itu, Sandiaga memang tak menuntaskan masa jabatannya karena karena maju sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2019.
"Sandiaga Uno ini berpengalaman pernah menang di 2017, meski ia hanya sampai 2019, namun patut dipertimbangkan karena pasti ada ide-ide dari dia tentang Jakarta yang belum tuntas selama ia menjabat sebagai Wagub," kata Hendri.
Hendri mengatakan bila rezim mempertimbangkan loyalis Prabowo-Jokowi, seharusnya Sandiaga Uno juga dipertimbangkan. Hal itu terbukti saat ia mendampingi Prabowo di 2019 dan juga menjadi menteri di era periode kedua Presiden Joko Widodo.
"Bukan hanya RK yang loyalis, jika pertimbangannya itu, maka Sandiaga juga harusnya menjadi pertimbangan rezim," ujar Hensat.
Hendri juga mendorong agar parpol-parpol juga mempertimbangkan nama-nama lain seperti Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang juga berpengalaman memimpin Jakarta. Suara Ahok di Pilkada Jakarta 2017 mampu menyaingi pemenang, yakni Anies-Sandiaga.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))