Jakarta: Pasangan bakal calon bupati dan calon wakil bupati Banyuasin, Sumatra Selatan, Slamet Somosentono-Alfi Novtriansyah Rustam memiliki elektabilitas tertinggi menjelang Pemilihan Kepala Daerah (
Pilkada) 2024. Tingkat keterpilihan ini terpotret dari hasil
survei yang dilakukan Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI).
Melalui simulasi
head to head, nama Slamet-Alfi Rustam paling banyak dipilih masyarakat untuk menjadi kepala daerah selanjutnya di Banyuasin dengan 47,9 persen. Pasangan ini unggul dari bakal kompetitornya di Pilkada 2024, Askolani-Netta Indian, sebesar 42,7 persen.
Dalam simulasi pertanyaan terbuka kepada responden soal sosok yang bakal dipilih sebagai Bupati Banyuasin, sebagian besar masyarakat juga memilih Slamet.
"Hasilnya Askolani hanya dipilih sebanyak 38,4 persen dan Slamet Somosentono dipilih sebanyak 47,6 persen, dan 14 persen belum menentukan pilihan," kata Direktur Eksekutive LKPI Togu Lubis dalam keterangannya, Rabu, 7 Agustus 2024.
Popularitas dan Akseptabilitas Cabup
Togu mengatakan ada korelasi antara tingkat popularitas dan akseptabilitas bakal calon bupati Banyuasin terhadap tingkat elektabilitas. Berdasarkan survei, Togu membeberkan dari tingkat popularitas Askolani memang lebih tinggi dari Slamet.
Tingkat popularitas Askolani mencapai 88,2 persen dan Slamet Somosentono hanya 78,8 persen. Namun, sosok Slamet lebih disukai atau diterima masyarakat Banyuasin.
"Namun, sisi kesukaan dan penerimaan oleh masyarakat Kabupaten Banyuasin sebagai Bupati, Slamet Somosentono jauh lebih tinggi dari Askolani. Di mana tingkat akseptabilitasnya mencapai 89,8 persen, sedangkan Askolani hanya 42,2 persen," kata Togu.
Menurut Togu, Askolani lebih populer karena adanya pemberitaan miring mengenai masalah rumah tangganya. Bahkan, 94,7 persen responden mengetahui permasalah ini sampai dilaporkan ke Polda Sumatra Selatan.
"Ketika dilakukan pertanyaan tertutup mendalam, permasalahan tersebut menyebabkan rendahnya tingkat penerimaan dan kesukaan masyarakat pada Askolani. Dalam hal popularitas Askolani walaupun sangat tinggi namun masuk kategori popularitas perceived (terkenal tapi tidak disukai)," ujar dia.
Sedangkan, lanjut dia, Slamet di mata masyarakat Banyuasin masuk dalam kategori sosiometrik. Di mana muncul dari daya tarik individu yang disukai karena berbagai sifat baik dan perilaku sebagai pemimpin di masyarakat, memiliki kemampuan personal, memiliki empati, dan sering membantu orang lain.
"Dalam ranah praktis, popularitas sosiometrik ini mengarah pada satu konstruk kesukaan atau akseptabilitas pada bakal bupati Banyuasin," kata Togu.
Survei ini dilakukan kepada 1.000 responden yang merupakan penduduk Banyuasin dengan usia di atas 17 tahun atau telah menikah pada 28 Juli 2024-5 Agustus 2024. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan margin of error sebesar 3,5 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuisioner. Kendali kualitas dilakukan secara acak terhadap 20 persen dari total sampel oleh supervisor.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))