Jakarta: Di tengah panasnya persaingan jelang Pilkada Jakarta yang tinggal menyisakan tiga minggu, Calon gubernur nomor urut 3
Pramono Anung, justru menyambut momentum dengan tenang. Ketika ditanya soal kekuatan pendukung yang sebelumnya berada di kubu lawan namun kini memilih berpihak kepadanya, Pramono menanggapinya dengan santai.
"Kalau kemudian orang merasa bahwa apa yang saya sampaikan riang gembira, penuh dengan kegembiraan, orang bergabung dan sebagainya, ya itu rezeki anak saleh," ujar Pramono dalam Dialog Metro Hari Ini Metro TV degan host Indra Maulana, Selasa 5 November 2024.
Menurutnya, antusiasme masyarakat untuk mendukung atau bergabung dalam perjalanan politiknya adalah sebuah berkah. Ia mengungkapkan bahwa dukungan yang datang dari berbagai kalangan, termasuk partai-partai di luar lingkungan politiknya, diterimanya dengan penuh rasa syukur.
Baca juga:
Cikal Bakal Persija, Pramono Janjikan Revitalisasi Stadion VIJ
Namun, Pramono menegaskan bahwa ia tidak pernah meminta atau memohon dukungan secara langsung. Sikapnya ini menunjukkan pandangannya yang tulus dan rendah hati, bahwa dukungan merupakan wujud kepercayaan yang ia terima secara alami.
Pramono memilih untuk menjaga integritasnya dengan menghindari kesan bahwa ia aktif mencari dukungan. Bahkan, ia menginstruksikan timnya untuk tidak selalu menghadiri undangan yang datang dari basis lawan politik, demi menjaga sikap netral.
Baginya, etika politik adalah prinsip utama yang harus dijaga agar bisa diterima oleh semua pihak tanpa memandang latar belakang politik mereka. Pramono menyadari bahwa dengan mempertahankan integritas dan nilai-nilai tersebut, ia akan terus mendapat kepercayaan publik. "Saya ini bisa diterima oleh siapa saja karena saya...," ungkapnya
Dalam kesempatan ini, Pramono juga menggambarkan betapa padatnya jadwal kampanye yang harus dijalani setiap hari. Meskipun melelahkan, ia menjalani rutinitas tersebut dengan penuh dedikasi dan komitmen untuk menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.
"Hari ini saja ada sepuluh titik kampanye yang harus saya kunjungi," katanya.
"Setiap hari hampir selalu ada 10-11 titik, dan saya turun sendiri untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat," tambahnya.
Pramono memang terlihat menonjol dengan pendekatan yang lebih langsung dan personal, baik dengan masyarakat umum maupun komunitas-komunitas khusus seperti komunitas TikToker Jakarta. Pramono mengaku kaget dengan antusiasme komunitas muda ini.
"Mereka datang lebih dari seratus orang, masing-masing dengan pengikut yang cukup banyak di media sosial. Ini menjadi pengalaman luar biasa buat saya, karena politisi tidak harus muda untuk bisa terkoneksi dengan anak-anak muda," ujarnya.
Selain soal pendekatan kampanye, Pramono juga tak segan menyinggung tentang berbagai persoalan konkret di masyarakat yang menurutnya belum tertangani dengan optimal, khususnya dalam program sosial seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan layanan publik lainnya. Ia berjanji, jika terpilih, akses pelayanan seperti KJP bisa diselesaikan di tingkat kecamatan agar lebih mudah diakses oleh masyarakat.
"KJP itu sudah mencapai jumlah besar, 520.000, tetapi pendataan dan aksesnya di lapangan kadang-kadang masih banyak masalah. Banyak warga yang tidak tahu harus ke mana untuk mengurusnya karena tidak ada sistem yang mengarahkan dengan jelas," ungkapnya.
Ketika ditanya soal tantangan yang dihadapinya, Pramono mengakui bahwa ia berjuang melawan dirinya sendiri untuk terus konsisten dan menyelesaikan berbagai agenda yang padat tanpa merasa jenuh. "Jujur saja, saya jatuh cinta dengan tugas ini. Kalau ini memang menjadi amanah, ini akan jadi jabatan yang saya cintai karena saya ingin menyelesaikan masalah nyata yang dihadapi warga, bukan sekadar janji kosong," ujarnya.
Pramono juga merancang program sarapan gratis bagi warga Jakarta serta inisiatif baru bernama Jakarta Funding, yang akan memanfaatkan undang-undang terkait dana abadi untuk mendukung pembangunan infrastruktur tanpa mengandalkan dana dari luar. "Saya akan memulai dari kantor-kantor kecamatan dan kelurahan, sekolah, serta fasilitas umum yang sudah ada untuk proyek hunian terintegrasi," jelasnya.
Dari hasil survei terakhir yang menunjukkan tren positif bagi dirinya, Pramono hanya menanggapinya dengan rasa syukur. "Sejak awal saya hanya bisa tersenyum pada diri sendiri ketika mendaftar dengan survei di angka 0,1%. Tapi kini, kalau sudah bisa mengungguli atau bersaing ketat, ya saya syukuri sebagai rezeki anak saleh," ujarnya.
Pramono Anung mengisyaratkan keinginan untuk menciptakan perubahan konkret bagi Jakarta tanpa terbebani pencapaian pribadi. "Saya nggak berpikir untuk buat legasi. Saya ingin membangun sistem yang berkelanjutan, menyelesaikan masalah yang tertinggal," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))