Jakarta: Pandemi covid-19 (
korona) menyumbang banyak dampak negatif bagi kesehatan dan ekonomi. Strategi penanggulangan virus mesti menjadi salah satu referensi bagi masyarakat menentukan pilihan pada
Pilkada Serentak 2020.
"Tak ada isu lain bagi kandidat selain memainkan strategi melawan virus korona dan percepatan pemulihan ekonomi. Itu untuk jangka pendek. Dua hal ini sangat krusial dalam beberapa tahun ke depan," ujar pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno kepada
Media Indonesia, Senin, 9 November 2020.
Adi menuturkan masyarakat sangat bergantung pada kepala daerah yang mampu menghentikan dampak negatif akibat pandemi covid-19. Khususnya pemimpin daerah harus mampu menata kembali perekonomian rakyat dalam waktu dekat.
"Untuk jangka panjang tentu ada isu lain, seperti infrastruktur, reformasi birokrasi, dan lainnya. Tapi untuk saat ini janji kandidat mesti fokus ke korona dan
recovery ekonomi dalam waktu cepat," tutur dia.
Sementara itu, anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan Pilkada 2020 yang terselenggara di tengah situasi pandemi covid-19 berdampak di semua sektor. Khususnya ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Daerah ikut terkena imbas krisis yang diakibatkan kondisi pandemi. Maka, Pilkada 2020 yang terselenggara di tengah berbagai risiko dan bayang-bayang bahaya covid-19 semestinya mampu melahirkan kepemimpinan transformatif.
(Baca:
Mayoritas Paslon Dinilai Belum Tawarkan Gagasan Solutif dalam Debat)
Khususnya pemimpin yang bisa membawa keluar daerah dari situasi krisis dan kesulitan akibat pandemi. Untuk itu, sangat penting dielaborasi pada visi, misi, dan program setiap kepala daerah terkait penanganan pandemi covid-19.
"Lalu mengatasi segala dampak yang diakibatkannya di daerah mereka," tutur dia.
Dengan demikian, daerah bisa bangkit keluar dari situasi krisis yang dihadapi. Pelayanan publik dan kesejahteraan daerah juga bisa dipulihkan di bawah kepemimpinan pasangan calon terpilih.
Titi mendorong debat kandidat maupun materi kampanye pasangan calon memuat gagasan dan tawaran program konkret terkait program penanganan covid-19. Calon juga mesti didorong memberikan solusi pembangunan daerah untuk bangkit dari dampak pandemi.
"Kalau itu tidak dieksplorasi maksimal, saya khawatir kita hanya terjebak pada narasi-narasi yang tidak substantif bagi daerah. Padahal pilkada di tengah situasi pandemi ongkosnya sangat mahal, kompleks, rumit, dan juga berisiko," ujar dia.
Titi menjelaskan masyarakat mesti fokus meneliti pasangan calon selama masa kampanye. Pastikan pilihan jatuh kepada pasangan kandidat yang menawarkan solusi atas kondisi pandemi saat ini.
"Karena amat ironis kalau pemimpin yang terpilih nanti kualitasnya rendah dan tak mampu menjawab kebutuhan atas kepemimpinan terbaik untuk mengatasi situasi krisis saat ini," tegas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))