Jakarta: Tahapan kampanye debat publik
Pilkada Serentak 2020 sudah dimulai. Ratusan pasangan calon (paslon) saling mengadu gagasan terkait visi misi program saat terpilih menjadi kepala daerah.
Anggota Dewan Pembina Pekumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyebut mayoritas paslon belum menawarkan gagasan solutif. Para paslon masih terjebak pada metode pemaparan visi misi program yang kurang transformatif dan cenderung monoton.
"Paslon belum sepenuhnya menawarkan gagasan yang transformatif dan solutif terkait dengan situasi pandemi yang kita hadapi saat ini. Padahal pilkada ini kan bukan pilkada biasa," ujar Titi saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 8 November 2020.
Titi menilai baik debat pilkada provinsi maupun kota dan kabupaten masih berkutat pada penyampaian gagasan yang cenderung bersifat aman dan formalitas. Padahal, publik membutuhkan arah kebijakan solutif terkait penanganan covid-19 (
korona).
(Baca:
Gibran Berambisi Menjadikan Solo Kota Budaya yang Tangguh)
"Belum ada tawaran program-program konkret yang menjadi kondisi kritis yang dihadapi di daerah," tutur dia.
Padahal, pelaksanaan kampanye debat publik memiliki posisi strategis menjaring pemilih. Metode debat mampu menjangkau pemilih dalam jumlah besar dengan daya jangkau yang luas dan masif.
"Harusnya mereka mampu manfaatkan ini. Harus lebih menajamkan lagi tawaran dan program gagasan mereka untuk daerah yang sifatnya konkret dan solutif bagi daerah," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))