Jakarta: Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Fritz Edward Siregar menemukan persoalan data pemilih di Gorontalo. Data pemilih tersebut mesti disinkronkan dalam proses pencocokan dan penelitian (coklit) antara Bawaslu dan Komisi Pemilihan Umum (
KPU).
Temuan itu diperolehnya saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di tiga Bawaslu kabupaten yang akan menyelenggarakan pilkada. Ketiga wilayah itu yakni Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango, dan Pohuwato.
"Untuk melindungi hak demokrasi masyarakat, Bawaslu harus memastikan tidak ada data pemilih yang hilang pada
Pilkada 2020," kata Fritz dalam keterangan tertulis, Minggu, 16 Agustus 2020.
Fritz mengatakan persoalan data pemilih merupakan salah satu instrumen dalam proses demokrasi. Jika data terbengkalai, hasil perhitungan suara akan bermasalah.
Ia turut meninjau proses anggaran dan proses verifikasi calon perseorangan. Fritz memastikan tahapan tersebut sudah berjalan dengan baik menghadapi Pilkada 2020 di tiga Bawaslu tersebut.
"Ketika terjadi permasalahan (coklit), disinilah peran Bawaslu dibutuhkan. Teman-teman pengawas di kabupaten atau kota penyelenggara pilkada harus memberikan kepastian terhadap hasil akhir data pemilih," ujar Fritz.
Baca: Dugaan Pemilih Ganda Dinilai Lumrah Sebelum Pencoblosan
Di sisi lain, Fritz mendorong Bawaslu daerah yang tidak menggelar pilkada membantu melakukan pengawasan kampanye daring dan media sosial. Kampanye daring perlu dilakukan ekstra. Pasalnya, para calon kepala daerah dapat menggunakan banyak akun saat melakukan kampanye di media sosial.
"Nah, di situlah peran pengawasan media sosial dapat ditingkatkan oleh Bawaslu kabupaten atau kota yang tidak melaksanakan pilkada," ujar Fritz.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))