Jakarta: Muncul gerakan coblos 3 pasangan calon (paslon) dalam Pemilihan Kepala Daerah (
Pilkada) Jakarta. Gerakan tersebut dikritik, karena dianggap tak relevan. Dampaknya, dapat menggerus legitimasi pilkada bila benar-benar terjadi.
”Itu berbahaya bagi demokrasi,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, dalam keterangannya yang dikutip Sabtu, 14 September 2024.
Menurut dia, gerakan yang lahir dari emosi pendukung Anies Baswedan itu, dapat mengancam demokrasi karena beberapa hal. Adi mencontohkan partisipasi pemilu di Jakarta dengan persentase 75 persen. Jika pendukung Anies mencapai 30 persen partisipasi, maka legitimasi pemenang pemilu Jakarta maksimal hanya 45 persen.
”Sebagai sebuah gerakan politik, sebagai bentuk kemarahan, enggak ada persoalan. Cuma ini kemarahan yang tidak beralasan, kekecewaan yang tidak beralasan,” kata dia.
Atas dasar itu, Adi berharap ekspresi kemarahan dan kekecewaan pendukung Anies tak berlarut. Sehingga, gerakan itu merupakan emosi sesaat dan tidak berlanjut.
Adi kemudian mendorong Komisi Pemilihan Umum (
KPU), dan peserta pemilu di Jakarta bertanggung jawab untuk meyakinkan pemilih Anies. Bahwa mereka layak untuk dipilih dan mendapat suara sah.
Menurut Adi, tiga bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta saat ini merupakan figur yang baik dan memiliki komitmen kuat. Khususnya, untuk membawa Jakarta menjadi lebih baik.
”Sebaiknya, sekali pun pemilih Anies ini kecewa, pilih lah di antara tiga paslon itu. Yang kira-kira dinilai kinerjanya masih bisa diharapkan untuk memperbaiki Jakarta,” ujarnya.
Saat ini, ada tiga bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk pilkada Jakarta. Mereka terdiri atas pasangan Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Dua pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur berasal dari partai politik, sementara satu lainnya merupakan bakal calon gubernur dan wakil gubernur independen. KPUD Jakarta berencana menetapkan mereka sebagai peserta pemilu pada 22 September 2024.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))