medcom.id, Jakarta: Masuknya nama politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul sebagai salah satu juru bicara di tim pemenangan Ahok-Djarot menuai polemik di internal Partai Demokrat. Dalam waktu dekat partai berlogo bintang merci itu akan menentukan nasib Ruhut di Partai Demokrat.
Ketua Tim Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari mengatakan Partai Demokrat menghormati perbedaan pendapat sepanjang belum menjadi garis partai. Ketika sudah menjadi garis partai, seluruh kader Partai Demokrat wajib menjalankan instruksi pimpinan partai untuk memenangkan pasangan calon yang diusung Partai Demokrat.
"Dalam politik kita tahu ada etika. Secara etika tentu kami hormati hak politik saudara Ruhut untuk menjadi timses Ahok apalagi menjadi juru bicara pasangan calon lain. Secara organisasi sesuai kode etik dan AD/ART mekanisme partai sedang berjalan," kata Imelda kepada wartawan, Rabu (5/10/2016).
Baca: Ruhut akan Mundur dari Jabatannya, Roy Suryo: Sudah Sepantasnya
Saat ini Komisi Pengawas Partai Demokrat sedang memeroses terkait melompatnya Ruhut ke kubu Ahok-Djarot. Komisi Pengawas partai sejatinya sudah memberikan surat panggilan kepada Ruhut, namun belum dipenuhi yang bersangkutan.
"Dalam satu dua hari ini rekomendasi dari Komwas akan diberikan kepada Pimpinan Parpol. Kita tunggu saja," imbuh Imelda.

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul--Antara/Yudhi Mahatma
Saat ini Partai Demokrat lebih memfokuskan untuk pemenangan Pilkada di 101 daerah di Indonesia. Targetnya 35% kemenangan yang akan dicapai.
Baca: Ikut Kampanye Ahok, Ruhut Mundur dari Jabatan di Demokrat
Sebelumnya, Ruhut dipilih menjadi salah satu juru bicara pasangan Ahok-Djarot. Ruhut menjadi satu-satunya politikus Demokrat yang mendukung pasangan petahana ini. Dia ditempatkan menjadi juru bicara pasangan Ahok-Djarot bersama 14 orang lainnya.
Ruhut juga berencana mundur dari jabatannya sebagai Koordinator Politik Hukum dan HAM Partai Demokrat. Hal tersebut dilakukan agar fokus mengampanyekan pasangan Ahok-Djarot. 21 Agustus lalu,
Ruhut dicopot dari jabatan Juru Bicara Partai Demokrat.
Mantan Juru Bicara Partai Demokrat bahkan menyayangkan keputusan partainya yang memilih Agus, yang notabene masih aktif di militer. Namun, ia tetap menghargai keputusan partai tempat bernaungnya yang lebih memilih mengusung putra sulung SBY itu.
"Saya menghargai pencalonan Agus Harimurti dan Bu Sylvi oleh Demokrat dan tiga partai Islam lain. Kita harus hormati hak demokrasi mereka," ujar Ruhut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))