Jakarta: Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur petahana, Isran Noor-Hadi Mulyadi, berpotensi kalah di
Pilgub Kalimantan Timur (Kaltim) 2024. Ada beberapa penyebab yang menggambar potensi kekalahan paslon petahana.
Melalui
survei Citra Nasional Network (CNN), tingkat keterpilihan atau elektabilitas Rudy Mas'ud dan Seno Aji unggul dengan angka 57,2 persen. Kemudian pasangan petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi di angka 34,7 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 8,1 persen.
Koordinator CNN, Robbi Rosiade, mengatakan kuatnya elektabilitas Rudy Mas'ud dan Seno Aji tidak terlepas dari tingkat kesukaan pasangan yang tinggi di angka 75,2 persen. Sedangkan, Isran Noor dan Hadi Mulyadi yang hanya 58,2 persen.
"Walaupun secara keterkenalan di publik pasangan petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi lebih populer di mana tingkat popularistasnya mencapai 81,8 persen dari pasangan Rudy Mas'ud dan Seno Aji yang tingkat popularistasnya mencapai 77,2 persen," kata Robbi dalam keterangannya, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Dia menyampaikan rendahnya elektabilitas petahana juga punya korelasi yang kuat pada tingkat kepuasan terhadap kinerjanya yang hanya di angka 46,2 persen, tingkat keberhasilan 49,3 persen, dan tingkat menginginkan kembali untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur di periode berikutnya hanya 39,7 persen.
"Rendahnya tingkat elektabilitas Isran Noor-Hadi Mulyadi membuktikan salah satu kegagalan yang pernah Isran Noor akui adalah masih tingginya angka kemiskinan di Kaltim, yang merupakan antagonistik dengan sumber daya alam yang diberikan kepada provinsi Kaltim," ujar dia.
Robbi melihat tren tingkat elektabilitas Rudy Mas'ud dan Seno Aji berpotensi terus meningkat. Asalkan, tim pemenangan pasangan tersebut mampu menyosialisasikan visi dan misi calonnya dengan baik.
“Kini tinggal bagaimana tim pemenangan terus menggencarkan sosialisasi mengenai visi-misi, program kerja, juga ide dan gagasan kandidat agar bisa diterima masyarakat," kata dia.
Di sisi lain, dalam survei ditemukan ada empat masalah besar yang mendesak untuk diselesaikan. Harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah yang mendesak terbesar atau 37,6 persen.
"Kemudian disusul secara berturut-turut dengan masalah susah mencari lapangan pekerjaan 33,2 persen kondisi jalan rusak 17,1 persen, dan harga pupuk mahal 12,1 persen," kata dia.
Survei CNN ini dilakukan dengan metodologi survei multistage random sampling. Jumlah sample sebanyak 1450 responden dengan margin of error sekitar +/-2,57 persen setiap individu dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih.
"Metode pengambilan data wawancara tatap muka dengan responden memggunakan instrumen berupa kuesioner dan kartu suara. Periode survei 05-15 Oktober 2024," kata Robbi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))