Jakarta: Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menemukan sejumlah kendala dalam simulasi pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada) di sejumlah daerah. Temuan tersebut akan disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kami akan memberikan catatan kepada KPU simulasi berikutnya lebih baik," kata Ketua Bawaslu Abhan dalam Webminar HUT Ke-56 Partai Golkar, Selasa, 20 Oktober 2020.

Adapun catatan yang menjadi temuan Bawaslu terkait penetapan waktu pemilihan. KPU harus memastikan pemilih mematuhi ketentuan penjadwalan kedatangan ke tempat pemungutan suara (TPS).

"Bisa juga (pemilih) waktu longgarnya jam 10.00 ke atas, belum tentu disuruh jam 07.00 pagi dia mau," kata dia.

Selanjutnya, terkait pembatasan jarak satu meter saat mengantre masuk TPS. KPU harus memastikan lokasi TPS memiliki areal yang memadai untuk menerapkan pembatasan jarak antrean.  

"Problemnya tidak semua lokasi TPS memiliki lahan yang besar," kata dia.

Baca: KPU Akui Payung Hukum Pilkada Tak Adaptif untuk Pandemi

Dia menyebut tidak semua lokasi TPS memiliki areal luas seperti simulasi yang dilakukan oleh KPU di tanah lapang. Hal ini tentu harus menjadi perhatian agar penerapan pembatasan jarak bisa diterapkan maksimal.

"Kalau lahannya kecil akan berpotensi kerumunan," ujar dia.

Selain itu, Bawaslu menemukan ada beberapa kelompok pemilih terkendala menerapkan aturan protokol kesehatan. Di antaranya, pemilih disabilitas yang mengalami kesulitan menggunakan sarung tangan karet.

"Penggunaan sarung tangan sebelum masuk TPS. Ternyata ini menjadi kendala bagi disabilitas," kata dia.

Dia berharap berbagai catatan tersebut dapat diantisipasi oleh KPU. Sehingga, proses pemungutan suara dapat berjalan baik sesuai yang telah direncanakan.

"Tentunya ini masih ada waku (perbaikan)," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((JMS))