Persatuan Bangsa Lebih Penting
Persatuan Bangsa Lebih Penting ()

Persatuan Bangsa Lebih Penting

01 November 2016 06:41
DI tengah hiruk pikuk dan panasnya suasana di masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017, kedatangan Presiden Joko Widodo ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, kemarin, langsung menawarkan kesejukan. Pertemuan dua rival yang bertarung dengan ketat dan keras dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 itu seolah ingin menunjukkan rivalitas dalam setiap proses pemilihan umum hanyalah bumbu demokrasi. Kemenangan dan kekalahan dalam pemilu juga bukanlah tujuan utama dari demokrasi.
 
Mereka memang tak membicarakan dan tak menyampaikan pesan secara khusus soal ingar-bingarnya pilkada, tetapi gesture Jokowi ataupun Prabowo tampak sekali ingin memberikan contoh kepada bangsa ini bahwa pertarungan dalam kontestasi demokrasi tak harus membuat mereka terberai dan menihilkan rasa persatuan. Pertemuan itu jelas memiliki makna sangat penting, apalagi di saat suhu perpolitikan nasional kian memanas menjelang pelaksanaan pilkada serentak pada Februari 2017.
 
Meski masih berupa potensi, saat ini ada ancaman kebangsaan akibat kekeliruan sebagian anak bangsa ini dalam memaknai perbedaan dalam konteks demokrasi. Bagi mereka, mungkin, pilkada dengan segala proses dan hasilnya ialah segalanya. Dalam konteks itu pula, kita sepakat dengan pernyataan Ketua Partai NasDem Surya Paloh saat pengukuhan dewan pimpinan pengurus ranting Partai NasDem seluruh Provinsi Banten, kemarin. Dengan tegas ia mengatakan kontestasi pilkada menjadi tak berarti bila akhirnya membuat masyarakat menjadi terpecah belah.
 
Persatuan dan kesatuan negeri merupakan hal yang jauh lebih penting ketimbang kemenangan di dalam setiap proses pemilihan umum, apalagi 'cuma' pemilihan kepala daerah. Pilkada bukan ajang untuk bersilang pendapat, apalagi sampai menyampingkan prinsip-prinsip bertoleransi dalam demokrasi. Kita amat sepakat dengan itu karena sejatinya esensi yang paling utama dalam berdemokrasi ialah dengan tetap mempertahankan spirit persatuan dan kesatuan bangsa. Sesungguhnya tidak ada demokrasi tanpa tujuan dan niat untuk membuat bangsa ini lebih menggelorakan persatuan. Bahwa ada perbedaan pendapat atau perbedaan pilihan, itu hal biasa dan merupakan suatu keniscayaan. Hal yang biasa itu mestinya tidak ditarik-tarik ke ruang gelap yang bisa membuat bangsa ini tak lagi mengenal perbedaan, tak lagi paham keberagaman. Kita menganut demokrasi karena kita telah sepakat bahwa paham itu akan dipergunakan sebagai alat untuk merengkuh persatuan dan kesejahteraan rakyat yang sebesar-besarnya. Begitu pun semua hajatan demokrasi, termasuk pilkada, seharusnya dijadikan sebagai perhelatan yang menggembirakan rakyat, bukan justru menjadi ajang yang menakutkan.
 
Terus terang, rencana unjuk rasa 4 November menghadirkan ketakutan tersendiri bagi masyarakat. Kita tentu menginginkan sebuah demokrasi yang sejuk, demokrasi yang mampu mendinginkan suasana, demokrasi yang jauh dari niat memecah belah, dan demokrasi yang tetap menjaga esensi nasionalisme dan kebangsaan di bumi Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Oase pilkada serentak

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif