Dilansir dari akun Instagram resmi @bps_statistics, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sektor pendidikan pada Maret 2025 mencapai 1,89 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang berada di level 1,03 persen
Kondisi tersebut menegaskan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang demi memastikan pendidikan anak tetap terjamin. Tanpa persiapan matang, orang tua bisa kelabakan menutup biaya pendidikan yang kian membengkak.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membagikan tujuh langkah strategis menyiapkan dana pendidikan anak secara efektif dan realistis dikutip dari akun Instagram @ojkindonesia:
Strategi menyiapkan dana pendidikan
1. Riset sekolah sejak awal
Pilih sekolah yang sesuai dengan potensi dan minat anak serta kondisi keuangan keluarga. Survei langsung ke beberapa sekolah bisa memberi gambaran mengenai biaya masuk, fasilitas, serta kualitas pendidikannya.2. Susun anggaran pendidikan sejak dini
Buatlah rencana keuangan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Jangan lupa masukkan komponen biaya lain seperti transportasi harian, uang saku, buku, hingga seragam.Baca juga: Hitung Potensi Sekolah Gratis di Indonesia, JPPI: Anggaran Masih Berlebih Kok |
3. Masukkan inflasi dalam perhitungan dana
Inflasi pendidikan harus menjadi bagian dari kalkulasi dana masa depan. Misalnya, jika anak Anda berusia 2 tahun dan akan masuk SD dalam 4 tahun ke depan, dengan biaya masuk SD saat ini sebesar Rp5.000.000 dan inflasi 1,89 persen per tahun, maka: Rp5.000.000 + (4 × (1,89% × Rp5.000.000)) = Rp5.378.000.Metode ini bisa digunakan untuk menghitung estimasi biaya di jenjang pendidikan selanjutnya.
4. Pisahkan anggaran setiap anak
Apabila memiliki lebih dari satu anak, buat perencanaan pendidikan secara terpisah untuk masing-masing anak agar tidak tercampur dan tetap sesuai kebutuhan mereka masing-masing.5. Pertimbangkan proteksi melalui asuransi pendidikan
Asuransi pendidikan bisa menjadi pelindung finansial jangka panjang. Apabila sesuatu terjadi pada pencari nafkah utama, dana pendidikan anak tetap aman dan proses belajar tidak terganggu.6. Gunakan instrumen investasi yang tepat
Tabungan pendidikan sebaiknya tidak disimpan dalam bentuk tunai saja. Tempatkan dana di instrumen seperti logam mulia, deposito, saham, atau obligasi agar nilainya tidak tergerus inflasi. Pilih instrumen sesuai profil risiko dan jangka waktu kebutuhan.7. Tinjau dan evaluasi berkala
Perubahan kondisi keuangan dan kenaikan biaya pendidikan bisa terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu, penting untuk meninjau ulang rencana keuangan pendidikan secara berkala agar tetap relevan dan terukur.Kenaikan biaya pendidikan mungkin tak bisa dihindari, tapi dengan strategi finansial yang tepat, orang tua tetap bisa menjamin pendidikan terbaik bagi buah hati. Jadi, lebih baik bersiap dari sekarang sebelum biaya pendidikan makin tak terkendali. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News