Jimly Asshiddiqie. Foto: Medcom/Ilham Pratama
Jimly Asshiddiqie. Foto: Medcom/Ilham Pratama

Jimly Asshiddiqie Tanggapi Isu Biaya Pendidikan Jadi Penyumbang Utama Inflasi

Ilham Pratama Putra • 07 September 2024 17:00
Jakarta: Dunia Pendidikan disebut tengah mengalami inflasi. Hal itu ditenggarai oleh tingginya biaya pendidikan saat ini.
 
"Intinya itu karena biaya yang dibebankan. Kalau sekolahnya gratis kan enggak ada inflasi," tutur Ketua Mahkamah Konstitusi 2003-2008, Jimly Asshiddiqie di sela-sela Diskusi "Menggugat Kebijakan Pendidikan" di Jakarta, Sabtu 7 September 2024.
 
Untuk menekan biaya Pendidikan itu, kata dia, perlu optimalisasi anggaran Pendidikan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Menurutnya pemanfaatan anggaran 20 persen harus kepada hal-hal yang sangat penting.

"Kalau enggak penting-penting amat, nah enggak usah. Bikin jembatan, bikin Gedung penting, tapi enggak usah dari APBN. Misal dari APBD, dari CSR," terang Pakar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia ini.
 
Menurutnya, anggaran 20 persen untuk pendidikan itu harus dimaksimalkan untuk standarisasi pendidik. Selain itu juga untuk guru maupun dosen.
 
"Kira-kira ini yang kita perlukan adalah revolusi kebijakan anggarannya, bukan hanya reformasi anggran," sebutnya.
 
Lebih lanjut, anggaran Pendidikan kata dia harus benar-benar diformulasikan. Jangan sampai hal yang tidak perlu dimasukkan ke anggaran Pendidikan.
 
"Jangan cuma mengejar biar 20 persen itu dimasukkan pembiayaan lainnya, yang dalam proses perkembangannya malah ternyata anggaran Kemendikbudristek yang malah tergeser menjadi paling kecil. Ke depan pembiayaan Pendidikan ini diharapkan tepat sasaran," ujarnya.
 
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, biaya pendidikan jadi penyumbang utama inflasi Agustus 2024. Kabar ini disiarkan oleh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers kemarin di Jakarta. 
 
Tren inflasi tertinggi terjadi pada biaya sekolah dasar yang sebesar 1,59 persen, diikuti oleh biaya sekolah menengah pertama sebesar 0,78 persen, biaya akademi/perguruan tinggi 0,46 persen, serta biaya sekolah menengah atas 0,36 persen.
 
Kasus di Jakarta misalnya menunjukkan, ternyata banyak lembaga pendidikan, khususnya sekolah dasar di daerah ini menaikkan iuran sekolah sehingga memicu inflasi pada Agustus 2024. Dilihat dari kelompok pendidikan, komoditas utama penyebab inflasi pada Agustus 2024 adalah biaya iuran SD dan SMP. 
Baca juga:  Biaya Sekolah Picu Inflasi: Anggaran Pendidikan Salah Sasaran
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan