Ilustrasi gempa: MI/Ramdani
Ilustrasi gempa: MI/Ramdani

Berada di Wilayah Sesar Gempa Aktif, Pakar UGM Minta Masyarakat Persiapkan Ini

Citra Larasati • 25 September 2024 08:00
Jakarta:  Pakar Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM mengungkap keberadaan sesar aktif di Indonesia yang sulit dipetakan. Hal ini karena kondisi wilayah Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi sehingga tingkat erosi dan pelapukan batuan juga tinggi.
 
Hal ini menyebabkan bukti-bukti keberadaan sesar aktif di permukaan menjadi sulit ditemui. Menurutnya, kejadian gempa dengan magnitudo besar maupun kecil bisa menjadi petunjuk keberadaan sesar aktif dan bisa dijadikan fokus penelitian dan pemetaan yang lebih terperinci.
 
Penelitian mengenai identifikasi sesar aktif harus terus dilakukan dan didukung oleh semua pihak. “Untuk sesar yang sudah teridentifikasi, potensi dampak yang timbul harus dipetakan dengan baik sehingga area terdampak bisa mempersiapkan diri. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi sesar aktif juga harus meningkatkan kewaspadaan,” kata Gayatri dalam siaran pers UGM, dikutip Rabu, 25 September 2024.

Gayatri mengatakan, kejadian gempa yang terjadi sepanjang bulan September di Indonesia berasal dari sistem sesar dan mekanisme yang berbeda.  Dengan kata lain gempa-gempa tersebut tidak saling terkait.
 
Perlu disadari, Indonesia berada pada wilayah tektonik yang aktif dan berada pada pertemuan banyak lempeng bumi sehingga kejadian gempa di hampir seluruh wilayah Indonesia umum dijumpai. “Sumber gempa ada yg berada di zona subduksi di laut, dan ada yang berasal dari sesar aktif di darat. Kejadian gempa di kedua zona ini tidak saling mempengaruhi,” jelas Gayatri.
 
Meskipun dihimpit oleh banyak sesar aktif daratan dan zona megathrust, Gayatri mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menekankan pada pentingnya edukasi dalam beradaptasi dan memitigasi dampak dari bencana gempa. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah selalu waspada di manapun berada dengan mengetahui ancaman gempa yang mungkin terjadi.
 
Kemudian, Gayatri meminta agar masyarakat melakukan perencanaan di berbagai level hingga ke lingkungan keluarga. “Melakukan persiapan pribadi tentunya, jadi kita sudah paham, kalau terjadi gempa apa yang harus kita lakukan. Minimal kita sudah siap tas siaga bencana,” ujarnya.
 
Pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiagaan dalam menghadapi bencana gempa juga perlu ditingkatkan karena jika masyarakat bergerak sendiri hasilnya tidak akan optimal. Sebagai langkah konkret, Gayatri menggarisbawahi pentingnya edukasi kebencanaan yang konsisten dan terus-menerus dilakukan oleh pemerintah bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya.
 
“Edukasi ini bertujuan untuk menjaga kesiapsiagaan masyarakat tanpa menimbulkan ketakutan yang berlebihan,” ujarnya.
 
Bencana gempa dengan magnitude 5,0 terjadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 18 September 2024. Gempa ini berdampak pada rusaknya ribuan rumah dan juga bangunan.
 
Gempa yang terjadi pada pukul 09.41 WIB tersebut berada di 24 km Tenggara Kabupaten Bandung dengan kedalaman 10 kilometer. Sehari berselang, Gempa juga terjadi di Morotai, Maluku Utara dengan magnitude 5,6. 
 
Tiga hari kemudian, Sabtu, 21 September 2024, Kabupaten Gianyar, Bali, juga dilanda gempa dengan kekuatan 4,8 magnitude yang ditengarai dipicu oleh aktivitas sesar daratan di wilayah tersebut. Berlanjut ke Kalimantan Barat, Minggu (22/9), Kabupaten Sanggau juga tidak luput dari gempa bumi dengan kekuatan 4,4 magnitude.
 
Tak hanya itu, gempa bumi dengan magnitude 6,4 mengguncang Gorontalo selama beberapa detik, dengan titik gempa berada pada 74 km barat daya Gorontalo.
 
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam pernyataan resminya telah menyatakan, gempa yang terjadi di Kabupaten Bandung akibat dari patahan atau sesar Kertasari bukan karena aktivitas Sesar Garsela seperti yang diprediksi sebelumnya. Sesar Kertasari ini merupakan sesar baru yang berjarak 6,61 km ke arah Barat dan sejajar dengan arah umum sesar Garsela.
 
Sama halnya dengan gempa yang terjadi di segmen megathrust yang dapat menimbulkan dampak seismik serta tsunami, gempa sesar daratan dengan jarak lebih dekat ke permukaan juga dapat memberikan dampak kerusakan yang signifikan.
Baca juga: Mengenal Megathrust: Pengertian, Risiko, dan Mitigasinya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan