Kemudian orang tua Joel dan Niko mencari sumber persoalan kenapa anak-anaknya tidak bisa berkembang bahkan menjadi bermasalah ketika berada di sekolah umum. Lalu mereka datang ke Noble Academy, sebuah lembaga yang memang khusus menangani anak-anak istimewa ini.
Pertama-tama keduanya harus melalui sebuah tes intelegensia dan hasilnya diketahui bahwa IQ Joel dan Niko memang di atas rata-rata.
Kemudian Joel dan Niko memutuskan untuk meninggalkan sekolah umumnya dan pindah ke Noble Academy. Di Noble Academy, Joel belajar dengan guru spesialis anak
gifted.
Rudi Silitonga, guru Joel dan Niko berkomunikasi dan mengajar menggunakan bahasa Inggris. Sambil belajar dengan guru spesialisnya di kelas, tangan Joel sibuk menyelesaikan oret-oretan gambar seorang pendekar yang sedang beraksi menggunakan tablet miliknya.
"Joel kreatif banget, remaja yang tak bisa diam, tapi produktif, berkarya positif. Idenya selalu
out of the box. Karya ilmiahnya yang dituangkan dalam bentuk buku, sudah ada sekitar enam karya tulis ilmiah," kata Rudi.
Karya buku Joel antara lain Effects of Climate Change Science Report, Portopolio ART, Projects, Portopolio Language Arts, Portopolio Psychology, Project 49.
Tanggapan Psikolog
Menanggapi anak-anak cerdas yang berbeda dengan anak-anak di sekolah biasa ini, Psikolog dari Universitas Surabaya (Ubaya), Evy Tjahjono mengatakan, bahwa anak
gifted secara intelektual mereka sebenarnya berusaha mengikuti teman-temannya yang berada di sekolah umum.
"Tapi ternyata enggak
nyambung, tak cocok, tapi secara sosial dia berada di kelompok itu," terang Evy.
Menurut, Evy anak-anak jenius ini punya ketidaksejajaran antara kemampuan mental mereka dengan emosional. Inilah yang membuat anak-anak
gifted itu seringkali frustasi dengan kehidupannya.