Teori Bintang Kembar
Teori ini mungkin cukup 'unik' dan berbeda dari sebelumnya. Teori ini dikemukakan oleh Raymond Arthur Lyttleton, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris pada 1956. Menurutnya, sebelum galaksi terbentuk, terdapat dua 'bintang raksasa' di luar angkasa. Makanya disebut bintang kembar.Salah satu dari dua bintang ini meledak dan hancur membentuk serpihan berupa batuan, gas, debu, dan berbagai material lainnya. Kemudian, pecahan dari bintang yang meledak tersebut mengambang-ambang di angkasa dan perlahan-lahan mengorbit ke bintang yang masih utuh.
Pecahan-pecahan dari bintang yang meledak itu lama kelamaan menjadi planet beserta penyusun sistem tata surya lainnya. Sementara, bintang yang masih utuh (tidak meledak) kemudian menjadi matahari.
Baca: Jangan Terjebak, Ini 5 Ciri-ciri Beasiswa Palsu
Teori Awan Debu
Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory) pada awalnya dicetuskan oleh Carl Friedrich von Weizs?cker. Kemudian teori ini 'disempurnakan' lagi oleh Gerald Peter Kuiper.Pada dasarnya, mereka mengatakan kalau tata surya terbentuk dari gumpalan awan dan debu dengan jumlah yang sangat banyak, yang berputar menyerupai cakram, lalu berubah bentuk menjadi planet dan matahari.
Pada teori Awan Debu, proses yang terjadi adalah pemampatan atau penggumpalan. Pada proses pemampatan ini, partikel debu tertarik ke bagian pusat awan, membentuk bola, dan lama kelamaan menjadi cakram.
Partikel yang berada di tengah cakram saling menekan, lalu menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian tengah ini, kemudian menjadi matahari. Sementara bagian luarnya berputar dengan sangat cepat, lalu sampai pada titik di mana mereka terpental dan terpecah menjadi gumpalan yang lebih kecil. Bagian inilah yang pada akhirnya menjadi planet dan penyusun tata surya lainnya selain matahari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id