Ilustrasi tulis. DOK Pexel
Ilustrasi tulis. DOK Pexel

Cara Efektif Menulis Tesis PhD: Gunakan Metode Terbalik

Renatha Swasty • 08 Mei 2025 14:58
Jakarta: Menulis tesis PhD bukanlah sesuatu yang mudah. Beragam panduan dan tips sudah banyak tersedia, baik melalui internet maupun buku yang ditulis khusus untuk membantu penulis baru dalam melewati proses ini.
 
Salah satunya tipsnya dengan metode menulis tesis secara terbalik. Metode ini terdengar tidak biasa, namun menulis tesis dengan urutan terbalik, mulai dari memperhatikan dan menulis kesimpulan atau pernyataan utama dari tesis PhD terlebih dahulu, dapat memberikan fokus pada inti argumen dan lebih mudah melengkapi bagian sisanya.
 
Dilansir dari laman nature.com, tesis PhD biasanya memiliki dua bentuk. Pertama, bentuk monograf standar, disertasi komprehensif yang ditulis oleh satu penulis. Meskipun bentuk ini masih sering digunakan, tesis yang berbasis artikel yang sudah dipublikasikan ini, kini sudah semakin umum, terutama di bidang ilmu pengetahuan alam.

Kedua adalah tesis monograf gaya yang proses penelitiannya cukup sederhana. Pertama-tama, biasanya dimulai dengan membaca secara ekstensif, kemudian mempersempit ide menjadi apa yang relevan dan menarik.
 
Setelah itu, merumuskan pertanyaan penelitian yang terfokus atau hipotesis berdasarkan literatur. Kemudian, melanjutkan ke tahap pengumpulan data, analisis, dan, akhirnya, menulis disertasi.
 
Tesis berbasis artikel terdiri atas kumpulan karya ilmiah yang telah diterbitkan dalam jurnal selama masa studi PhD, yang kemudian disatukan dengan bab pendahuluan yang menghubungkan semua artikel tersebut. Jalan menuju tesis ini cukup berliku, karena setiap artikel memiliki narasi sendiri yang dipengaruhi oleh penulis jurnalnya.
 
Bab pendahuluan ini menghubungkan artikel-artikel tersebut dan menyajikan narasi lebih luas, mengaitkan literatur yang ada dengan temuan-temuan dalam tesis. Pendahuluan, secara sederhana bertujuan menggambarkan bagaimana kontribusi penulis memajukan ilmu pengetahuan.
 
Pendahuluan dapat dianggap sebagai tinjauan literatur yang digabungkan dengan hasil-hasil baru yang diperoleh selama masa studi PhD. Lalu, bagaimana cara menulis pendahuluan berkualitas tinggi secara efisien?
 
Baca juga: Penelitian Berusia Puluhan Tahun Masih Dikutip Hingga Saat Ini, Ini 10 Topik Paling Populer 

Mulailah dengan memikirkan pertanyaan “Jadi, apa klaim atau argumen utama dari hasil penelitiannya?”. Cobalah menjawab pertanyaan tersebut untuk dapat memandu pemikiran dan penulisan tesis.
 
Pendekatan ini dapat membantu penulis mengidentifikasi bagian paling penting dan mendapatkan perspektif lebih luas yang dibutuhkan untuk pendahuluan. Dengan ini, struktur yang jelas, logis dan mudah dibaca dapat tercapai.
 
Pendekatan ini bahkan dapat membantu ilmuwan dalam menulis makalah penelitian. Berfokus pada poin-poin penting dalam diskusi, kemudian menulis sisa makalah dari poin tersebut, adalah cara efektif untuk menulis makalah apa pun.

Tahapan membuat pendahuluan yang jelas

Pertama, identifikasi klaim atau argumen utama tesisnya. Renungkan kembali artikel-artikel dari tesis dan semua hal lain yang telah dipelajari selama masa PhD: Apa saja kesimpulan utama dari semua hasil penelitian, dan proses penelitiannya? Apa yang ingin disampaikan?
 
Ringkaslah argumen-argumen menjadi empat hingga tujuh klaim utama. Klaim yang disertakan dapat berkaitan dengan hasil atau metode, seperti contoh judul dari tesis berikut yang ditulis dengan menggunakan metode ini: 'Masyarakat terpisah di berbagai ruang aktivitas’, ‘Konektivitas ekologis lebih dari sekadar garis di peta’, atau ‘Resolusi data yang tinggi sangat penting untuk interpretasi yang tepat’.
 
Susunlah bab pendahuluan berdasarkan klaim-klaim yang ada. Gunakan klaim-klaim tersebut sebagai judul bagian dalam pendahuluan tesis.
 
Buatlah satu atau dua halaman yang membahas setiap klaim, sebaiknya dengan mengacu pada beberapa artikel untuk memperkuat pembahasan. Susunlah teks untuk memudahkan proses penulisan. Contoh, kerangka penulisannya dapat terlihat seperti ini:
 
“Hasil dari kedua artikel ini menunjukkan bahwa ...”; ‘Hal ini sejalan dengan (atau berbeda dengan) penelitian sebelumnya ...’; ‘Di sisi lain, temuan dari artikel lain menunjukkan bahwa ...’; ‘Ketika memeriksa hasil, penting untuk diingat bahwa ...’; ‘Di masa depan, penting untuk ...’; ”Sebagai penutup ...”
 
Tulislah bagian pengantar, latar belakang, serta data dan metode di bagian terakhir. Mulailah menyusun bagian-bagian ini setelah memiliki gagasan jelas tentang hasil utama penelitian tesisnya. Pendekatan ini memungkinkan untuk dapat membingkai penelitian dalam konteks paling relevan dan menggunakan literatur untuk mendukung temuan tesis.
 
Menulis sinopsis dengan urutan seperti ini mungkin terlihat tidak lazim dalam dunia akademis: Dengan menulis bagian tengah dan akhir terlebih dahulu, lalu mengisi sisanya kemudian. Namun, jika perjalanan proses penulisan tesis panjang dan berliku, dengan banyak artikel yang harus dimasukkan, memulai dengan klaim utama dapat membantu menjernihkan wawasan utama Anda.
 
Paling tidak, pendekatan ini memastikan bahwa ketika seorang profesor menatap dengan tatapan tajam dan bertanya, “Apa klaim penelitiannya?”, penulis akan percaya diri menjawabnya. (Alfi Loya Zirga)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan