Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Premana W. Premadi mengatakan, untuk melakukan pengamatan, jangan sekali-kali melihat secara kasat mata ke arah Matahari ataupun fenomena yang menyertainya seperti Gerhana Matahari.
"Apalagi jika menggunakan peranti optis seperti binokuler atau teleskop, harus disertai dengan filter khusus matahari (solar filter). Pengamatan tanpa filter matahari dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan," jelas mantan Kepala Observatorium Bosscha ITB tersebut dilansir dari laman BRIN, Jumat, 7 April 2023.
Gerhana Matahari Hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023 nanti akan berlangsung selama 3 jam 5 menit mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik.
Sementara itu jika diamati dari Jakarta, durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit. Namun jika diamati dari Jakarta, persentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39 persen.
Sebelumnya, Kepala Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Emanuel Sungging mengatakan, gerhana matahari hibrida ini dapat menjadi momen yang baik untuk dilakukannya riset antariksa. Sungging juga menyebut, riset disiplin ilmu lain dapat memanfaatkan momen yang langka ini untuk penelitian terkait disiplin ilmu masing-masing.
Terkait dengan kolaborasi riset, terkait fenomena Gerhana Matahari Hibrida ini, Premana menyebutkan pihaknya mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) untuk melakukan pengamatan gerhana matahari dari laut. Hal ini diharapkan akan membawa data-data baru mengenai pengamatan gerhana matahari dari tengah laut.
Ketua Panitia Ekspedisi Jala Citra 3 Flores 2023, Kolonel Laut Priyo Dwi Saputro selaku perwakilan dari Pushidrosal menyebut pihaknya sedang mengkonsepkan lebih lanjut terkait kolaborasi riset yang akan dilaksanakan menyongsong Gerhana Matahari Hibrida tersebut.
"Kami tertarik untuk melihat apakah ada perubahan suara-suara yang dihasilkan biota dan mamalia laut selama terjadinya Gerhana Matahari Hibrida ini. Kami juga tertarik untuk melihat bagaimana dampak terpengaruhinya ionosfer bagi komunikasi HF, apalagi kami di laut cukup bergantung pada frekuensi ini," ujar Priyo.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Baca juga: Ada Fenomena Gerhana Matahari 20 April 2023, Ini Bacaan Niat Salat Kusuf |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News