Nyatanya, tidak semua jurnal di Scopus bereputasi tinggi. Kamu yang memanfaatkan jurnal di Scopus mesti berhati-hati saat memilih jurnal.
Scopus adalah salah satu database abstrak dan sitasi terbesar yang mencakup jurnal dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari sains, teknologi, kedokteran, hingga ilmu sosial dan humaniora. Database ini dimiliki oleh Elsevier dan digunakan oleh institusi akademik di seluruh dunia sebagai referensi utama dalam menilai kualitas penelitian.
Nah, supaya enggak salah berikut ini cara menilai jurnal Scopus yang benar dikutip dari akun Instagram @rumah_scopus:
Tips menilai jurnal Scopus
1. Kriteria kualitas
Jurnal bereputasi tinggi biasanya memiliki Q1 atau Q2 berdasarkan SJR. Selain itu, jurnal memiliki dampak yang tinggi di bidangnya.Baca juga: Scopus dan Gengsi Akademik: Mengapa Publikasi Begitu Penting di Indonesia? |
Terakhir, jurnal memiliki peer-review yang ketat. Semua artikel yang diterbitkan dalam jurnal Scopus telah melewati proses peer-review oleh para ahli di bidangnya. Ini memastikan penelitian yang dipublikasikan memiliki validitas akademik tinggi.
2. Hati-hati jurnal baru
Jurnal di Scopus mungkin ada yang baru terindeks sehingga harus benar-benar diperhatikan. Perhatikan juga kualitasnya mungkin masih meragukan.Tak jarang, ada jurnal yang bisa masuk karena loophole atau jalan belakang.
3. Jurnal Scopus berkualitas penting
Publikasi di jurnal 'asal Scopus' bisa merugikan karena bisa tidak dihargai instansi, ditolak untuk kenaikan jabatan, paling fatalnya bisa merusak reputasi akademik.Nah, agar terhindar dari jurnal 'asal Scopus' dan mendapat jurnal berkualitas, lihat ranking (Q1-Q4) si scimagojr.com, cek publishernya untuk menghindari predatory, dan periksa editorial board dan peer-review process.
Itu hal-hal yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari jurnal tak berkualitas. Semoga informasi ini membantu yaa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News